POTENSI BISNIS - Dalam dua bulan kudeta Militer Myanmar, total warga yang tewas telah mencapai lebih dari 500 orang.
Dilansir dari france24.com, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Selasa, 30 Maret 2021 mengkonfirmasi bahwa total warga sipil yang tewas dalam dua bulan unjuk rasa melawan kudeta militer di Myanmar sebanyak 510 orang.
Namun disebutkan bahwa jumlah warga sipil yang tewas sebenarnya jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Tanggapi Persoalan Terorisme, Puan Maharani Tekankan Urgensi Penguatan Ketahanan Keluarga
Kudeta militer Myanmar ini terjadi karena didasari pada klaim dari pihak militer tentang kecurangan daftar pemungutan suara yang memenangkan Aung San Suu Kyi.
Aung San Suu Kyi adalah pemimpin de facto Myanmar. Selama lima tahun terakhir Suu Kyi dan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) telah memimpin Myanmar.
Suu Kyi terpilih pada 2015 silam dalam pemungutan suara paling bebas dan adil yang pernah terjadi di Negara Seribu Pagoda tersebut.
Pada Senin, 01 Februari 2021, partai NLD dan Suu Kyi seharusnya telah memulai jabatan keduanya.
Namun, Aung San Suu Kyi bersama sejumlah tokoh partai NLD ditahan oleh militer setelah merebut kekuasaan dengan paksa melalui kudeta.