Daryatno menjelaskan, peningkatkan kecepatan angin di pesisir Utara Sulawesi memicu terjadinya peningkatan gelombang dalam skala lokal.
Serta bertepatan dengan air laut maksimum, sehingga menyebabkan gelombang pasang lebih tinggi di pesisir Utara Sulawesi termasuk Manado.
Perbedaan tekanan udara antara wilayah utara dan selatan khatulistiwa yang cukup signifikan menyebabkan kondisi medan angin secara regional menunjukkan pola Fetch.
Baca Juga: Isu Hoaks Beredar Terkait Gempa Susulan, Kepala BNPB Minta Warga Mamuju Tak Terpengaruh
Pola Fetch tersebut merupakan angin dengan arah konstan dalam area yang luas dan cukup panjang, sehingga potensi peningkatan kecepatan angin semakin tinggi.
Derdasarkan peta analisis angin gradien 12:00 UTC (20:00 WITA) terdapat sistem tekanan rendah 1006hPa di sekitar Laut Sulawesi, yang menarik massa udara ke pusat sirkulasi.
Selain itu, terdapat dua siklon tropis aktif di belahan bumi bagian selatan, yaitu Siklon Tropis Joshua 994hPa 40kt dan Kimi 994hPa 40kt.
Baca Juga: Update Gempa Sulawesi Barat: 73 Orang Meninggal Dunia
Kemudian terdapat beberapa area sirkulasi tekanan rendah di belahan bumi bagian selatan yang menarik massa udara dari belahan bumi bagian utara.
Kondisi pasang air laut maksimum menunjukkan peningkatan menuju pasang maksimum harian setinggi 170-190 cm.