Jokowi Divaksin Sinovac Perdana, Ferdinand Hutahaean: yang Tak Bersedia, Tetapkan Syarat Ketat

- 13 Januari 2021, 14:50 WIB
Hari Ini Presiden Jokowi akan Disuntik Vaksin, Ferdinand: Abaikan Saja yang Tak Mau Divaksin
Hari Ini Presiden Jokowi akan Disuntik Vaksin, Ferdinand: Abaikan Saja yang Tak Mau Divaksin /instagram.com/ferdinand_hutahaean/.*/instagram.com/ferdinand_hutahaean

 

POTENSIBISNIS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang menerima vaksin Sinovac dalam agenda vaksinasi perdana di Indonesia, pada Rabu, 13 Januari 2021 di Istana Negara.

Sekitar pukul 09.30 WIB, Presiden memasuki area vaksinasi, lalu dirinya pun melakukan sejumlah klarifikasi data sebelum disuntik vaksin Sinovac Covid-19.

Perdinand Hutahaean menyatakan soal vaksinasi di Indonesia yang baru saja dilakukan kepada Pak Presiden dan pejabat lainnya serta publik figur.

Baca Juga: Saat Raffi Ahmad Divaksin, Nagita Ajak Rafathar Nonton: Bismillah Ya

Menurut Ferdinand Hutahaean meski pemerintah dapat gunakan upasa paksa soal vaksinasi sesuai UU 4/1984, dirinya menyarakan tak perlu ada paksaan.

"Meski pemerintah bs menggunakan upaya paksa utk memvaksin semua org sesuai UU 4/1984, tp sy sarankan tak perlu gunakan upaya paksa," cuitannya di Twiiter @FerdinandHaean3 dikutip PotensiBisnis.com.

Menurutnya, vaksinasi cukup bagi yang bersedia saja, berikan tanda khusus untuk mendapat layanan kesehatan.

Baca Juga: DPR Meyakini Listyo Sigit Prabowo Bisa Mengayomi dan Melindungi Secara Proporsional

"Cukup vaksin yg bersedia, berikan tanda khusus utk mendapat layanan kesehatan dan perjalanan secara khusus. Yg tak bersedia, tetapkan syarat ketat," sambungnya.

Tangkap Layar: Ferdinand Hutahaean berikomentar terkait pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.*
Tangkap Layar: Ferdinand Hutahaean berikomentar terkait pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.* Twitter/@FerdinanHaean3

Sebelumnya, Jokowi di cek tensi dan diminta menjawab sejumlah pertanyaan dari petugas, "Memang enggak boleh kalau tensi tinggi?," tanya Jokowi.

Baca Juga: Raffi Ahmad Disuntik Vaksin Covid-19 Bersama Presiden Jokowi, Raffi : Bismillah

"Kalau di atas 140 tidak boleh diberikan," jawab petugas. Sambil menunggu saya hitung suhunya ya Pak, 36,6. Tekanan darah bapak 130 per 67," sambung petugas.

"Biasanya 110/70," kata Presiden sambil tersenyum dan setengah terkejut.

Proses vaksinasi pertama ini, diikuti oleh artis Raffi Ahmad, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Petugas Kesehatan, TNI-Polir dan jajaran pejabat lainnya.

Baca Juga: Ini Nama Calon Kapolri Tunggal Pilihan Presiden Jokowi, DPR RI: Kita akan Bahas Sesuai Mekanisme

Vaksinator penyuntik Presiden Jokowi, Abduk Muthalib mengaku sedikit gemetaran (grogi) saat menyuntikan vaksin Sinovac ke orang nomor satud di Indonesia itu.

"Menyuntik orang pertama di Indonesia ada rasa juga tapi tidak ada halangan bagi saya untuk menyuntikan," kata dia.

"Pertama saja gemetaran, tidak ada masalah tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya," sambung Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Abdul Mutahlin yang menjadi vaksinator Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 13 Januari 2021.

Abdul Muthalib yang juga staf divisi Hematologi Ongkologi Medik RSUPN Cipto Mangunkusump itu, juga mengoleskan alkohol ke kirik Presiden Jokowi sebelumnya suntikan vaksin yang dilakukannya.

"Vaksinnya tetap Sinovac dan saya lakukan penyuntikan dibantu perawat saya, kemudian saya gosokkan alkohol seperti prosedur biasa dan saya suntikan," kata dia.

"Setelah saya suntikkan bapak tidak merasa sakit sedikit pun. Bapak komentarnya sampai ke dalam juga demikian." sambunya.

Setelah disuntik, Presiden Jokowi pun beralih ke meja 4 untuk menerima kartu tanda suntik pertama telah dilakukan.

Dikutip dari ANTARA, adapun sejumlah tokoh lain yang menjalani vaksinasi perdana bersama Presiden Jokowi, di antaranya Ketua Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih, Sekjen Majelis Ulama Indonesia Amiesyah Tamburnan, Rais Syuriah Pengurus Besar NU KH, Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis hingga Raffi Ahmad.

Kemudian sesi 2 dilakukan penyuntikan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Ketua Umum PB Persatuan Guru RI Unifah Risyidin, perwakilan dari Persatuan Gereja-gereja di Indonesia Ronal Tapilatu, perwakilan dari KWI Agustunus Heri, perwakilan dari PDHI I Nyoman Suarthanu, perwakilan dari Permabudhi Partono Bhikku N. M dan perwakilan dari Matakin Peter Lesmana.

Sedangkan pada sesi 3 ada Kepala BPOM Penny Kusumastuti, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Rosan Roeslani Perkasa, Sekjen Ikatan Bidang Indonesia Ade Zubaedah, perawat Nur Fauzah, apoteker Lusy Noviani, buruh Agustini Setiyorini, dan perwakilan pedagang Narti.

Dikabarkan sebelumnya, BPOM memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-10 produksi Sinovac pada Senin, 11 Januari 2021.

EUA atau izin darurat vaksin itu setelah BPOM mendapatkan data dari uji klinis tahap ketiga yang dilakukan di Bandung, Turki dan Brazil.

BPOM menyebutkan data efikasi virus Sinovac berdasarkan uji klinis tahap ketiga di Bandung adalah sebesar 65,3 persen.

Atau telah memenuhi ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni sebesar 50 persen.

Sebelumnya hasil uji klinis tahap ketiga di Turki menunjukkan efikasi sebesar 91,25 persen dan Brazil sebesar 78 persen.

Pada aspek keamanan pun dipastikan vaksin Sinovac tidak memiliki efek samping yang berat, namun hanya ringan hingga sedang seperti nyeri, iritasi, pembekakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, kelelahan dan demam.

Sedangkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Jumat, 8 Januari memastikan vaksin Covid-19 produksi Sinovac suci dan halal.

Keputusan tersebut berdasarkan hasil diskusi panjang rapat komisi fatwa MUI pasca mempelajari data vaksin Sinovac terkait penggunaan bahan-bahan yang sifatnya tidak halal.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Twitter ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah