TRAGIS! Nyawa Petugas Pengantar Jenazah Pasien Covid-19 Terancam, Masih Tega RS Belum Bayar Insentif

- 30 November 2020, 09:11 WIB
TRAGIS! Nyawa Petugas Pengantar Jenazah Pasien Covid-19 Terancam, Masih Tega RS Belum Bayar Insentifnya
TRAGIS! Nyawa Petugas Pengantar Jenazah Pasien Covid-19 Terancam, Masih Tega RS Belum Bayar Insentifnya /galamedia/Robi Taufik Akbar/

POTENSIBISNIS - Nyawa petugas pengantar jenazah pasien Covid-19 selalu dalam ancaman saat bertugas. Namun, masih ada saja rumah sakit yang tega belum membayar insentifnya.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada para petugas pengantar jenazah di RSU dr Slamet Garut, Jawa Barat.

Mereka sudah empat bulan tidak menerima intensif, terhitung sejak bulan Agustus hingga November.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Pendakian Dihentikan Sementara Status Waspada

Bekerja 7 orang dalam tim, mereja harus selalu siap 24 jam ketika ada pasien Covid-19 meninggal dunia.

Apalagi jika terdapat pasien Covid-19 yang meninggal dengan jumlah banyak, mereka pun praktis mengeyampingkan hal lainnya demi tugas.

"Sudah sering kasbon, bingung istri di rumah setiap bulan menanyakan intensif atau uang honor," ujar Bah Oyon salah satu petugas, saat ditemui di Kecamatan Cibatu usai mengantar jenazah yang terkonfirmasi Covid-19, Minggu 29 November 2020.

Baca Juga: Gerhana Bulan Penumbra 30 November, Ini Niat dan Tata Cara Sholat saat Terjadi Gerhana

Sudah 4 bulan

Dikutip PotensiBisnis.com dari berita "Honor Petugas Pengantar Jenazah Pasien Covid-19 Belum Dibayar, Ini Penjelasan RSU dr Slamet Garut", intensif atau honor yang diterima bersama 6 orang petugas lainnya sebesar Rp 10 Juta di bagi 7 petugas.

Kendati jumlahnya sangat minim tugas mengantarkan dan memakamkan jenazah Covid-19 terus dijalani walaupun dalam satu hari lebih dari 1.

"Aneh juga, kenapa terlambat pembayaran intensifnya. Kita satu tim menunggu dan menunggu. Ini sudah empat bulan," ucapnya.

Menjadi petugas pengantar dan memakamkan pasien Covid-19, bukan hal yang mudah, melainkan berjuang ditengah wabah ini terus merebak.

"Sejak pagi sampai subuh saja, sekarang masih ada pasien yang meninggal dunia yang harus diantar sekaligus memakamkan," ucapnya.

Selain banyak resiko, kata Bah Oyon, seharusnya Pemerintah Kabupaten Garut memperhatikan para petugas yang bekerja tidak mengenal lelah terlebih resikonya tertular virus Covid-19.

"Sejak pagi terus memakai pakaian APD lengkap dengan masker serta sarung tangan yang berlapis. Tak jarang keringat terus keluar sampai membasahi seluruh tubuh," jelasnya.

Diketahui semenjak Covid-19 terus merebak, bukan saja para petugas pengantar dan memakamkan jenazah saja yang sempat mengalami keterlambatan dalam hal pembayarab intensif atau honor. Melainkan petugas ambulance 911 sijeruk terlebih dahulu mengalami hal serupa.

Pengakuan manajemen

Direktur RSU dr Slamet Garut, dr. H.Husodo Dewo Adi, membenarkan terkait belum di bayarkan honor atau intensif bagi tenaga relawan pengantar dan pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Hal ini diakibatkan masih dilakukan pengkajian penggunaan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT), oleh pihak Bappeda.

"Ya, pembayarannya menggunakan alokasi anggaran BTT, saat ini masih dalam pengkajian Bappeda. Sehingga mengalami keterlambatan," ucapnya.

Meski belum membayar kewajibannya, pihak rumah sakit memastikan pelayanan penanganan pasien Covid-19 di RSU dr. Slamet terus berjalan.

Hal ini lantarann lonjakan setiap harinya terus terjadi.***galamedia/Robi Taufik Akbar

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x