BMKG Imbau Waspadai La Nina Akibatkan Bencana Hidrometeorologi di Beberapa Wilayah Ini

16 Oktober 2020, 17:11 WIB
Dampak Puncak Iklim La Nina, BPBD Jawa Barat Sebut Wilayah Ini Berpotensi Bencana Alam /Jurnal Garut/

POTENSI BISNIS - Kepala Badan Meteoroligi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan, masyarakat untuk mewaspadai La Nina pada musim hujan mendatang.

Ia menerangkan, karena itu dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir dan banjir bandang.

Dwikorita juga mengatakan, mulai Oktober ini La Nina berdampak mengakibatkan peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah di Indonesia, terutama Indonesia bagian tengah dan utara.

Baca Juga: Omnibus Law UU Cipta Kerja Dinilai dapat Mempermudah Perizinan UMKM

Baca Juga: Ada Keinginan untuk Berinvestasi Sejak Muda? Berikut Rekomendasi 4 Aplikasi Reksa Dana bagi Pemula

"La Nina berasa dari Samudra Pasifik, akibat suhu muka air laut di sana mengalami anomali, yaitu dingin hampir mendekati minus 1 derajat, sementara suhu di Kepulauan Indonesia lebih hangat," kata dia di Temanggung pada Kamis 15 Oktober 2020.

Dwikorita menjelaskan, perbedaan suhu itu mengakibatkan terjadinya pergerakan aliran masa udara basah darii Samudera Pasifik bergerak menuju kepulauan Indonesia, dampaknya termasuk di Pulau Jawa.

"Pada saat La Nina, terjadi peningkatan curah hujan dari 20 sampai 40 persen di atas normalnya, itu secara umum, Jawa juga kena terkecuali Sumatera yang tidak terkena," kata Dwikorita.

Baca Juga: Menkop UKM Teten Masduki Sebut 10,25 Juta UMKM Sudah Terkoneksi ke Platform Digital

Baca Juga: ShopeePay Day Rayakan 11.11 Big Sale Dapatkan Voucher Gratis Ongkir Minimun Belanja Rp0 Lebih Hemat

Ia menuturkan, potensi La Nina yang berdampak pada peningkatan curah hujan tersebut di Jawa Tengah, terutama wilayah selatan di antaranya Cilacap, Purworejo, Kebumen, kemudian di bagian utara timur seperti Demak.

"Wilayah Wonosobo dan Banjarnegara juga terkena, akan tetapi Temanggung 0 persen. Banjarnegara dan Wonosobo kena 20 persen, itu kelebihannya terhadap curah hujan normal dan satu bulan," ujarnya.

Kendati demikina, kata dia, Temanggung tak tekena La Nina dalam kondisi normal pun curah hujan sudah tinggi. Dilansir PotensiBisnis.com dari ANTARA.

Baca Juga: Tak Puas Sakiti Christiano Ronaldo, Kini Valentino Rossi Tumbang Positif Covid 19

Baca Juga: Big Match Everton vs Liverpool, Manchester United vs Tottenham, Cek Jadwal Liga Inggris Akhir Pekan

"Perlu kami sampaikan puncak La Nina diperkirakan pada Desember hingga Januari dan Februari mendatang, tetapi puncak musim hujan yaitu pada Januari dan Februari," ungkapnya.

Oleh karena itu, kata Dwikorita, dikhawatirkan ialah dampak hujan tersebut terhadap produksi atau komoditas pertanian, dan perkebunan.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler