Soal Anomali La Nina, BMKG Imbau Masyarakat Terkait akan Terjadinya Instensitas Curah Hujan Tinggi

- 3 Oktober 2020, 11:09 WIB
Ilustrasi Hujan Deras
Ilustrasi Hujan Deras /

POTENSI BISNIS - Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal menyatakan, hingga akhir September 2020 pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik Ekuator, menunjukkan bahwa iklim La Nina sedang berkembang.

Diperkirakan akan mencapai intensitas moderate hingga akhir 2020, sehingga perlu diwaspadai dampaknya yang juga akan dirasakan wilayah Indonesia.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya.

Baca Juga: Update Harga iPhone SE 2020 yang Sudah Bisa Dimiliki Penggemar Apple Indonesia Mulai dari Rp8 Jutaan

"Dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera," kata dia, pada Sabtu 3 OKtober 2020.

Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir.

Sebagaimana dikabarkan galamedia.pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul: "BMKG: Dampak La Nina di Samudera Pasifik, Waspada Bakal Ada Peningkatan Curah Hujan di Indonesia". Adapun nilai dari anomali telah melewati angka minus 0,5 derajat Celsius, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.

Baca Juga: Guna Mendukung UMKM, Pelindo 1 Tanjungpinang Salurkan Dana Kemitraan dan Pembinaan

Diperkirakan pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x