Tanggapi Pernyataan Arya Wedakarna, Menag Yaqut: Rasisme Tak Boleh Ada di Indonesia

7 Januari 2024, 06:47 WIB
Menag Yaqut tanggapi pernyataan Arya Wedakarna (Tangkapan layar: Ig@gusyaqut) /

POTENSI BISNIS - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, menekankan bahwa sikap atau pernyataan yang bersifat rasis atau berbau SARA tidak diperbolehkan di Indonesia.

Menag menyatakan hal ini karena Indonesia membangun identitasnya dengan menghargai keberagaman ras, suku, budaya, dan agama.

Baca Juga: Kasus SYL, KPK Periksa GM Prambors sebagai Saksi

Pernyataan tersebut merupakan respons atas kontroversi yang muncul akibat ucapan kontroversial Arya Wedakarna, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali.

"Yang berbau rasisme itu gak boleh ada di Indonesia ini. Indonesia ini berdiri karena semua ras, semua golongan. Semua perbedaan yang kita miliki ini justru yang memerdekakan kita, yang menjaga negara kita," ujar Menag dikutip dari ANTARA, Minggu, 7 Januari 2024.

Baca Juga: Cinta Tanpa Karena 6 Januari 2024: Alih-alih Racuni Mama Metha, Fika Kena Batunya Usai Minum Jus hingga...

Menag mengungkapkan pandangannya sebagai respons terhadap video yang menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, Arya Wedakarna terlihat berbicara dengan nada tinggi dalam rapat bersama Kanwil Bea Cukai.

Arya mengusulkan agar petugas frontliner sebaiknya berasal dari daerah setempat tanpa memakai penutup kepala atau hijab, seperti yang biasa dipakai oleh wanita muslimah.

Menag Yaqut menyerukan kepada Arya Wedakarna untuk memahami sejarah Indonesia.

"Kalau ada orang apalagi anggota DPD kemudian berlaku rasial, saya kira dia harus ngerti lagi, harus belajar lagi soal Indonesia," katanya.

Baca Juga: Sinopsis Cinta Tanpa Karena 6 Januari 2024: Baskara Lemah Tak Berdaya dalam Aksi Martin, Komandan Kelimpungan

Sementara itu, Direktur Bimbingan Masyarakat Hindu di Kementerian Agama, I Nengah Duija mengajak semua pihak untuk saling menghargai dan memelihara keharmonisan di Indonesia, khususnya menjelang periode politik mendatang.

"Kami harapkan supaya menjelang tahun politik ini kita membangun hubungan, saling menghormati. Jadi saya kira semua agama memiliki persepsi yang sama, kita ingin hidup dalam satu bingkai negara Republik Indonesia yang rukun," jelas Duija.***

Editor: Sihab Ulumudin

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler