POTENSI BISNIS - Presiden Joko Widodo dengan tegas menyebutkan bahwa situasi di Myanmar tidak akan menghambat kemajuan pembangunan komunitas ASEAN yang begitu dinantikan oleh seluruh masyarakat ASEAN.
Dalam sebuah pidato yang penuh semangat di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada hari Kamis, Jokowi menyampaikan keyakinannya bahwa isu yang berkaitan dengan Myanmar tidak boleh menjadi penghalang bagi langkah-langkah percepatan pembangunan ASEAN.
Momentum penting ini diungkapkan oleh Presiden Jokowi saat memberikan sambutan resmi dalam Sesi Retret Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Meruorah Convention Center, Labuan Bajo.
Sebelumnya, negara-negara anggota ASEAN telah menyatakan dukungan mereka terhadap upaya Indonesia dalam melanjutkan dialog dengan para pemangku kepentingan di Myanmar. Pernyataan bersama ini dirilis pada hari Rabu (10/5) yang lalu.
Melalui pernyataan ini, para anggota ASEAN juga menyampaikan dukungan mereka terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo dalam menanggapi serangan yang baru-baru ini menimpa Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (AHA Centre) serta tim pemantau ASEAN di Myanmar.
"Kami mendukung upaya Ketua ASEAN, termasuk upaya Indonesia, dalam melanjutkan keterlibatan para pemangku kepentingan di Myanmar, dan mendorong kemajuan implementasi Konsensus Lima Poin," begitu bunyi pernyataan tersebut sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com dari kantor berita ANTARA.
Pada Senin (8/5), Jokowi juga menegaskan bahwa serangan terhadap rombongan AHA Centre dan tim pemantau ASEAN tidak akan menggoyahkan tekad Indonesia dan ASEAN untuk terus mendesak penghentian kekerasan di Myanmar.
Situasi keamanan di Myanmar semakin memburuk sejak militer menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis pada bulan Februari 2021. Pemerintahan tersebut dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, seorang penerima Nobel Perdamaian.
ASEAN telah mendesak junta untuk mengimplementasikan rencana perdamaian Konsensus Lima Poin yang disepakati pada bulan April 2021. Rencana tersebut antara lain menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar.
Dengan keberanian dan keteguhan hati, Jokowi memastikan bahwa ASEAN tidak akan mundur. Isu Myanmar tidak akan menghentikan langkah maju komunitas ASEAN menuju masa depan yang penuh harapan.***