Awas! Terlalu Banyak Konsumsi Minuman Berenergi Berdampak Negatif pada Kesehatan Mental

- 24 Januari 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi minuman berenergi. Meski minuman berenergi dapat memberikan sensasi segar, tapi mengonsumsinya secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.
Ilustrasi minuman berenergi. Meski minuman berenergi dapat memberikan sensasi segar, tapi mengonsumsinya secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. /pixabay/Herbich

POTENSI BISNIS - Meski minuman berenergi dapat memberikan sensasi segar dan meningkatkan energi, mengonsumsinya secara berlebihan pada usia muda dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Implikasi dari konsumsi minuman berenergi terhadap kesehatan mental diungkapkan dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Teesside University dan Newcastle University.

Penelitian tersebut menyoroti bahwa remaja yang mengonsumsi minuman berenergi secara berlebihan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan kejiwaan seperti kecemasan, stres, depresi, dan pemikiran untuk bunuh diri.

Baca Juga: Cara Menghemat Uang dengan Beralih ke Mobil Listrik, Tips untuk Milenial

Selain itu, konsumsi tinggi minuman berenergi juga terkait dengan peningkatan kemungkinan terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan narkoba, kekerasan, dan perilaku seksual yang tidak aman.

Lebih lanjut, studi ini mencatat bahwa mereka yang banyak mengonsumsi minuman berenergi cenderung memiliki kinerja akademis yang buruk, mengalami masalah tidur, dan mengadopsi kebiasaan pola makan yang tidak sehat.

"Temuan kami mengindikasikan bahwa minuman tersebut membawa lebih banyak dampak buruk dibandingkan kebaikan," ungkap Kketua Tim Peneliti dan Profesor Bidang Nutrisi Kesehatan Masyarakat dari Teesside University, Amelia Lake dikutip Express.

Selain berpengaruh pada kesehatan fisik, konsumsi berlebihan minuman berenergi juga dapat menimbulkan dampak pada kesehatan tubuh.

Baca Juga: TRAILER Cinta Tanpa Karena: Baskara Pamit untuk Pergi Tangkap Musuh Bebuyutan, Nuna Takut Kehilangan Dipta

Seperti yang telah diketahui, satu kaleng minuman berenergi dapat mengandung kafein setara dengan empat gelas espresso.

Minuman berenergi juga memiliki kandungan gula yang relatif tinggi, dengan satu kaleng dapat mengandung hingga belasan sendok teh gula.

Oleh karena itu, beberapa negara telah memberlakukan larangan penjualan minuman berenergi kepada anak muda, terutama remaja.

Contohnya, Lithuania dan Latvia melarang penjualan minuman berenergi kepada individu di bawah usia 18 tahun, sementara Turkiye sudah melarang penjualan kepada anak dan remaja sejak tahun 2018.

Baca Juga: Jelang Hadapi Jepang, Timnas Indonesia Siapkan Strategi Berbeda

Di Inggris, saat ini sedang berjuang untuk menerapkan larangan penjualan minuman berenergi kepada anak di bawah usia 16 tahun.

Temuan terbaru dari tim peneliti Teesside University dan Newcastle University dianggap dapat memperkuat argumen untuk mendukung pemberlakuan larangan tersebut.

"Temuan penting ini menambah bukti bahwa minuman berenergi bisa merugikan bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak serta anak muda, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," jelas Chief Executive Royal Society for Public Health, William Roberts.***

Editor: Sihab Ulumudin

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x