Baca Juga: Hore! Harga Cabai Rawit Merah di DKI Jakarta Berangsur Turun
Tingkatkan Risiko Diabetes
Menurut Harvard T.H. Chan of School of Public Health, beras memiliki nilai indeks glikemik (GI) 48-93. Nilai tersebut menunjukkan dampak nyata pada peningkatan kadar glukosa darah. Semakin tinggi GI, semakin tinggi kadar gula dalam darah.
Beras putih juga memiliki lebih sedikit seratnya, maka lebih mungkin dapat mempengaruhi kadar gula darah yang dapat meningkatkan resiko diabetes.
Berisiko Sakit Jantung
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut jika sakit jantung merupakan satu diantara penyebab kematian yang teratas.
Masalah ini berkaitan dengan kandungan arsenik yang tinggi pada beras utuh, tapi tidak berlaku untuk beras putih karena proses pengelupasan dedaknya.
Dedak inilah yang diketahui mengandung arsenik tinggi. Semakin sering makan nasi dari beras utuh, maka kandungan arseniknya menumpuk di dalam tubuh dan itu meningkatkan risiko diabetes, sakit jantung, hingga kanker.***