POTENSI BISNIS – Mengonsumsi nasi bagi masyarakat Indonesia telah menjadi sebuah kebiasaan, dan menjadi makanan pokok yang mesti dimakan setiap harinya.
Nasi telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia, kebanyakan orang di Indonesia mengatakan jika dirinya belum makan jika belum menyantap nasi.
Sedangkan, sebenarnya hari itu telah banyak makanan yang dikonsumsi. Namun yang menjadi menu utama tetaplah nasi. Maka tanpa nasi dianggap belum makan oleh sebagian orang.
Baca Juga: Simak! 8 Camilan Sehat dan Enak Bantu Menurunkan Berat Badan
Baca Juga: Dorong Industri Petrokimia dalam Negeri, BRI Beri Fasilitas Pembiayaan dan Transaksi USD 325 Juta
Meskipun seperti itu, anda perlu mengetahui jika banyak mengonsumsi nasi ternyata itu tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Pada dasarnya memang sesuatu yang berlebihan itu tidak baik dan tentunya selalu menimbulkan masalah.
Menurut Layanan Penelitian Pertanian Departemen Pertanian Amerika Serikat, dalam 1 cangkir nasi terkandung 44,6 gram karbohidrat dan 4,25 gram protein.
Baca Juga: Andin Tolak Kedatangan Aldebaran di Rumah Irvan, Angga Dobrak Kamar Jessica: Ikatan Cinta Malam Ini
Jumlah tersebut juga ternyata tak jauh berbeda dengan beras merah yang dibilang lebih sehat dibanding dengan beras putih.
"Faktanya, konsumsi terlalu banyak pangan tinggi karbohidrat termasuk berat dapat menyebabkan diabetes," ujar Ahli Nutrisi Clyde Wilson.
Dikutip potensibisnis.com dari laman PMJNews ada beberapa masalah kesehatan yang bisa dihadapi jika makan nasi terlalu banyak. Berikut sejumlah bahaya mengonsumsi nasi berlebihan:
Masalah Pencernaan
Mengonsumsi nasi secara berlebihan ternyata dapat menyebabkan perut kembung, bersendawa juga gangguan pencernaan pada sebagian orang.
Permasalahan tersebut ternyata dapat menimbulkan peradangan karena kandungan karbohidrat pada nasi yang sangat tinggi.
Tak hanya itu, terlalu banyak makan nasi dapat menyebabkan permasalahan yang disebut small intestinal bacterial overgrowth (SIBO).
Masalah ini dapat ditandai dengan pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil. SIBO dapat ditandai dengan adanya rasa mual, kembung, diare, nafsu makan buruk, dan sakit perut.
Jika sudah mengalami kondisi ini, maka anda disarankan tidak mengonsumsi nasi selama 6 minggu untuk melihat reaksi tubuh anda.
Baca Juga: Hore! Harga Cabai Rawit Merah di DKI Jakarta Berangsur Turun
Tingkatkan Risiko Diabetes
Menurut Harvard T.H. Chan of School of Public Health, beras memiliki nilai indeks glikemik (GI) 48-93. Nilai tersebut menunjukkan dampak nyata pada peningkatan kadar glukosa darah. Semakin tinggi GI, semakin tinggi kadar gula dalam darah.
Beras putih juga memiliki lebih sedikit seratnya, maka lebih mungkin dapat mempengaruhi kadar gula darah yang dapat meningkatkan resiko diabetes.
Berisiko Sakit Jantung
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut jika sakit jantung merupakan satu diantara penyebab kematian yang teratas.
Masalah ini berkaitan dengan kandungan arsenik yang tinggi pada beras utuh, tapi tidak berlaku untuk beras putih karena proses pengelupasan dedaknya.
Dedak inilah yang diketahui mengandung arsenik tinggi. Semakin sering makan nasi dari beras utuh, maka kandungan arseniknya menumpuk di dalam tubuh dan itu meningkatkan risiko diabetes, sakit jantung, hingga kanker.***