Waspada Gejala MIS-C pada Anak Pasca Covid-19, Jangan Dibiarkan

21 Januari 2022, 14:23 WIB
Ilustrasi: Waspada Gejala MIS-C pada Anak Pasca Covid-19, Jangan Dibiarkan Multisystem inflammatory syndrom in children (MIS-C) merupakan kondisi medis /Pixabay/Joshuamiranda.

POTENSI BISNIS - Multisystem inflammatory syndrom in children (MIS-C) merupakan kondisi medis ketika bagian organ-organ tubuh pada anak mengalami peradangan atau inflamasi termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sampai saat ini belum mengetahui secara pasti penyebab MIS-C dan masih mempelajarinya melalui studi.

Tetapi beberapa anak yang mengalami MIS-C sebelumnya pernah terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Telinga Berdengung Bisa jadi Gejala Covid-19? Simak Penjelasannya

Dokter spesialis anak dr. Lucia Nauli Simbolon M.Sc, Sp.A menyampaikan, kasus MIS-C termasuk jarang dijumpai.

Menurutnya, berdasarkan data MIS-C terjadi pada 0,14 persen anak yang terkena Covid-19.

Maka dari itu, Lucia mengimbau agar orang tua tetap waspada dan terus memperhatikan kondisi kesehatan anak usai terinfeksi Covid-19 setidaknya dua hingga empat minggu.

Baca Juga: Rekor Pertemuan Persib vs Persikabo: Maung Bandung Kurang Beruntung

Lucia menjelaskan, kondisi MIS-C tidak boleh dianggap remeh karena dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kondisi kritis hingga kematian.

“Memang sedikit, ya, tapi jangan sampai kalau itu terjadi di keluarga kita atau siapapun yang terkena di 0,14 persen. Itu akan sedih sekali karena kondisi anak ini bisa sampai kritis dan meninggal dunia,” kata Lucia dalam diskusi virtual, Jumat, 21 Januari 2022, dikutip PotensiBisnis.com dari laman ANTARA News.

Menurut Lucia, kebanyakan anak yang mendapat diagnosis MIS-C kondisinya bisa menjadi lebih baik dengan menjalani perawatan medis.

Baca Juga: BRI Dinobatkan sebagai Penyalur KUR Terbaik 2021 Berkat Kesuksesan Dukung Ketangguhan UMKM

Lucia menegaskan gejala MIS-C biasanya ditandai dengan kontraksi jantung yang melemah, kulit menjadi kemerahan, sesak nafas pada paru-paru

Bahkan, biasanya otak sulit dibangunkan, saluran pencernaan mengalami efek seperti diare dan muntah, produksi urin pada ginjal berkurang, dan mata tampak kemerahan.

“Keluhan umumnya demam, tapi ingat kalau ada keluhan yang gawat jangan sampai terlambat dibawa ke UGD,” jelasnya.

Baca Juga: Cicip Singkat Yamaha Gear 125 di Kota Bandung: Tenaga Lebih Besar, Punya Fitur Andalan Kompetitor Tak Punya

Lucia mengatakan, gejala yang dikategorikan gawat tersebut antara lain kesulitan bernafas, rasa nyeri atau tertekan pada dada, merasa kebingungan, cenderung mengantuk terus-menerus, muncul kebiruan, pucat pada kulit, kuku, dan rasa nyeri perut yang berat.

Anak yang mengalami MIS-C harus menjalani perawatan di rumah sakit. Dokter yang menangani akan melakukan tes laboratorium untuk memastikan tanda-tanda penyakit lainnya.

"Termasuk tes untuk mengetahui gambaran disfungsi miokardium (EKG), bukti adanya koagulupati, hingga bukti terinfeksi Covid-19," ujarnya.

Lucia mengatakan, cara terbaik untuk mencegah MIS-C saat ini adalah dengan melakukan upaya pencegahan infeksi virus Covid-19, termasuk penerapan protokol kesehatan sesuai standar.

“Mencegah MIS-C ini sama dengan mencegah Covid-19, caranya tetap vaksinasi anak-anak, cegah anak dan keluarga dari Covid-19," tegas Lucia.

"Ternyata efektivitas vaksin ini sampai dengan 91 persen untuk mencegah terjadinya MIS-C akibat Covid-19,” lanjutnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler