Peringatan Hari Donor Darah Sedunia, Perhatiakan Kondisi Ini dan Hindari Saat Mendonor Darah

14 Juni 2021, 14:55 WIB
Ilustrasi. Donor darah adalah kegiatan kemanusiaan yang ternyata tak bisa dilakukan sembarang orang. Berikut orang yang tak boleh melakukan donor darah /PIXABAY/Mohamed_hassan

POTENSI BISNIS - Donor darah adalah gerakan kemanusiaan yang sangat berarti dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Pendonor rela menyumbangkan sebagian darah untuk membantu sesama, mereka yang membutuhkan.

Tidak hanya membantu orang lain, ternyata donor darah juga sangat baik bagi tubuh.

Baca Juga: Dapat Menjaga Kesehatan Kulit, Simak! 6 Manfaat Buah Tomat yang Jarang Diketahui

Tubuh secara otomatis akan mengganti volume darah dalam waktu 48 jam setelah donor.

Semua sel darah merah yang hilang akan benar-benar diganti dalam waktu empat sampai delapan minggu dengan sel-sel darah merah yang baru.

Proses pembentukan sel-sel darah merah yang baru akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien dan produktif.

Baca Juga: Peringatan WBDD, Berikut Manfaat Donor Darah untuk Menjaga Kesehatan

Namun, ada beberapa kondisi tubuh yang harus diperhatikan ketika mau mendonorkan darah.

Berikut ini kondisi tubuh dilarang atau harus dihindari ketika mendonorkan darah, dikutip dari laman resmi PMI Sumut.

1. Sedang demam atau flu

Donor darah juga sebaiknya tidak dilakukan oleh orang yang tengah mengidap batuk atau flu.

Penyakit ini mungkin sering dianggap sepele, tetapi dampaknya bisa berbahaya jika seseorang memaksakan diri untuk donor darah saat mengidap penyakit ini.

Saat melakukan donor darah, tubuh harus bugar dan sehat, dan hal ini biasanya tidak dimiliki orang yang tengah mengidap batuk atau flu.

2. Berat badan kurang dari 50 kg

Jumlah darah dalam tubuh seseorang sesuai dengan proporsi berat dan tinggi badannya.

Orang yang memiliki berat badan terlalu ringan, atau kurang dari 50kg, dianggap memiliki jumlah darah yang sedikit, sehingga dikhawatirkan tidak bisa menoleransi pengambilan darah saat proses donor.

Selain itu, orang dengan berat badan kurang dari 50kg juga lebih berisiko mengalami anemia, dibanding yang berat badannya lebih dari itu.

Jika dipaksakan donor darah, kondisi tersebut dikhawatirkan akan semakin memburuk.

3. Memiliki tekanan darah tinggi

Orang yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi alias hipertensi dilarang mendonorkan darah. Pasalnya, hal ini malah bisa membahayakan diri sendiri.

Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika hasil pemeriksaan tekanan darah lebih dari 180/100 mmHg.

4. Kadar gula darah tinggi

Secara umum penderita diabetes masih diperkenankan untuk melakukan donor darah dengan syarat-syarat tertentu yang wajib dipenuhi.

Salah satunya adalah bila penyakitnya tersebut senantiasa terkontrol dengan meregulasi kadar gula darah dengan baik dan berolahraga secara teratur.

Bagi penderita diabetes, sangat penting bagi Anda untuk mengecek kesehatan diri sebelum berdonasi darah.

Konsultasilah terlebih dahulu kepada dokter atau petugas kesehatan yang memahami kesehatan Anda.

Bila Anda termasuk ke dalam golongan orang yang didiagnosa prediabetes, Anda masih dapat mendonorkan darah selama tidak memiliki masalah jantung.

Namun, Anda tidak diperkenankan mendonorkan darah apabila Anda merupakan penderita diabetes tipe 1 dan 2 yang menggunakan insulin.

5. Mengonsumsi antibiotik

Jika Anda sedang mendapatkan antibiotik dari dokter karena mengalami infeksi tertentu, maka donor darah harus ditunda dahulu.

Umumnya, donor darah baru dapat dilakukan setelah tujuh hari pasca konsumsi antibiotik untuk terakhir kalinya dan bila infeksinya sudah benar-benar teratasi.

6. Mengalami gangguan fungsi jantung

Mengalami gangguan fungsi jantung membuat seseorang tidak disarankan melakukan donor darah.

Sebaiknya, tunda niat donor darah jika dalam 6 bulan terakhir kamu mengalami penyakit jantung, misalnya serangan jantung.

7. Baru saja ditindik di tubuh

Anda tidak dapat mendonorkan darah bila melakukan tato atau tindik telinga dalam jangka waktu enam bulan sebelumnya.

Hal ini karena prosedur tato dan tindik telinga meningkatkan risiko penyakit yang dapat ditularkan melalui jarum, seperti hepatitis B dan hepatitis C.

8. Terkena infeksi menular seksual

Kamu juga tidak boleh memberikan darah ke orang lain jika sedang berada dalam pengobatan infeksi menular seksual.

Riwayat gangguan kesehatan ini, seperti sifilis atau gonore bisa berbahaya.

Setelah pengobatan, disarankan untuk menunggu 12 bulan baru boleh mendonorkan darah.

9. Sedang hamil

Ibu hamil tidak dianjurkan untuk melakukan donor darah.

Hal ini karena saat hamil, ibu dan janin memerlukan kadar zat besi yang cukup untuk mencegah anemia, mendukung tumbuh kembang janin, serta menjaga kesehatan ibu hamil sendiri.

10. Memiliki riwayat penyakit tertentu

Pendonor darah juga harus memiliki kondisi kesehatan yang baik dan tidak memiliki penyakit tertentu yang dapat menular melalui darah.

Pendonor tidak perlu mendonorkan darah apabila mempunyai riwayat penyakit seperti HIV/AIDS, Hepatitis B dan Hepatitis C, serta pernah menggunakan narkoba dan obat-obatan terlarang.***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: PMI

Tags

Terkini

Terpopuler