Sebut Ekonomi Dunia Membaik, Bank Indonesia Singgung 'Jasa' Amerika Serikat dan Tiongkok

- 16 Oktober 2020, 15:18 WIB
Ilustrasi; pertembuhan ekonomi.
Ilustrasi; pertembuhan ekonomi. /Pixabay/geralt

POTENSIBISNIS - Untuk mendorong pemulihan ekonomi lantaran pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas, termasuk dukungan kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020.

BI menyatakan, pertumbuhan ekonomi dunia membaik lantaran dipengaruhi besarnya stimulus fiskal di beberapa negara maju, terutama Amerika Serikat (AS), dan juga Tiongkok.

Hal itu diinformasikan BI melalui rilis informasi mengenai “Tinjauan Kebijakan Moneter Oktober 2020: Perbaikan Ekonomi Global Berlanjut, Ekonomi Domestik Perlahan Membaik” pada 15 Oktober 2020.

Baca Juga: Cara Dapatkan Banpres UMKM Rp2,4 Juta Perlu Diperhatikan Syarat Berikut Ini

Dikutip Potensibisnis.com dari laman resmi Bank Indonesia, dalam keterangannya BI menyatakan, perbaikan perekonomian global berlanjut sesuai perkiraan sebelumnya, serta perekonomian domestik yang dinilai membaik secara perlahan.

Diketahui bahwa pemulihan ekonomi secara global itu juga mendorong peningkatan beberapa indikator dini bulan September 2020.

Seperti mobilitas masyarakat global, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur dan Jasa di beberapa negara, serta keyakinan konsumen di AS dan kawasan Eropa.

Selain itu, diketahui bahwa isu geopolitik membuat ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi.

Sehingga berdampak pada terbatasnya aliran modal ke negara berkembang, dan menahan penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.

Sementara itu, dilaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik secara perlahan mulai membaik, terutama didorong stimulus fiskal dan perbaikan ekspor.

Perkembangan terkini diketahui mengindikasikan pemulihan permintaan domestik, setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan II 2020, lantaran didukung oleh belanja Pemerintah yang meningkat didorong stimulus fiskal terkait perlindungan sosial dan dukungan UMKM.

Hingga September 2020 dilaporkan bahwa realisasi stimulus fiskal terakselerasi hingga mencapai Rp318,48 trilliun atau 45,81% dari pagu anggaran belanja.

Selain itu, membaiknya kondisi ekonomi domestik, lantaran permintaan ekspor lebih baik dari prakiraan, hal tersebut ditopang berlanjutnya permintaan global, terutama dari negara Paman Sam dan negeri Tirai Bambu.

Untuk diketahui bahwa nilai tukar rupiah tetap terkendali, hal tersebut didukung oleh langkah-langkah stabilisasi BI, sehingga berdampak pada ketahanan sektor eksternal pada triwulan III 2020 tetap terjaga, di tengah dinamika penyesuaian aliran modal global.

Lebih lanjut dilaporkan bahwa ketahanan sistem keuangan dinilai tetap kuat, kendati risiko meluasnya dampak pandemi Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dalam pantauan.

Sejalan dengan perbaikan ekonomi disertai percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, transaksi sistem pembayaran tunai maupun nontunai mengalami peningkatan.

BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta akan terus mempercepat digitalisasi pembayaran dan perluasan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan Pemerintah, bank, fintech, dan e-commerce guna memulihkan ekonomi nasional.***

Editor: Awang Dody Kardeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x