Network
POTENSI BISNIS - Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten, Deni Iskandar mengatakan 25 petani milenial akan magang ke Jepang.
Pemerintah berencana memberangkatkan petani milenial magang di Jepang selama tiga tahun.
Petani milenial yang diberangkatkan itu berdasarkan hasil seleksi yang melibatkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.
Dari total 50 peserta, yang lulus masuk seleksi tercatat ada 25 orang petani milenial yang akan diberangkatkan magang.
Deni mengungkapkan bahwa Ke-25 orang peserta tersebut akan dibiayai oleh Kementerian Pertanian.
Kemudian terkait tujuan diberangkatkannya petani milenial itu ke Jepang tidak lain supaya para petani itu nantinya dapat menularkan sumber daya manusia (SDM)-nya ke kelompok-kelompok tani.
Baca Juga: Jadwal Imsak Rabu, 14 April 2021/ 2 Ramadhan 1442 H untuk Wilayah Jawa Tengah dan Sekitarnya
Selain itu pertanian di Jepang memiliki keunggulan di bidang teknologi, kedisiplinan, kemandirian dan manajemen kewirausahaan.
"Kami berharap petani milenial yang magang ke Jepang bisa menyumbangkan SDM-nya kepada kelompok tani guna menggenjot produksi pangan dan peningkatan usaha ekonomi," ujar Deni, dikutip dari Antara, Selasa 13 April 2021.
Menurutnya banyak alumni petani Kabupaten Lebak yang magang di Jepang dan berhasil, diantaranya petani bernama Rohmat (40) petani asal Kecamatan Sobang, Lebak.
Rohmat diketahui berhasil mengembangkan gula semut dan kopi hingga bisa ekspor ke luar negeri.
Baca Juga: Cek Jadwal Imsak dan Buka Puasa Daerah Jakarta 2 Ramadhan 2021 Hari Ini Rabu 14 April 2021
Kemudian Herman (35), seorang petani asal Kecamatan Sajira yang mengembangkan usaha peternakan unggas petelur.
Produksi peternakan unggas petelur tersebut bisa memenuhi pasar Tangerang dan DKI Jakarta.
Sementara itu, salah seorang petani milenial yang lolos seleksi bernama Diding mengaku senang karena bisa mengikuti program magang pertanian ke Jepang.
Menurut Diding pertanian di Jepang memiliki sistem klaster unggulan per wilayah dengan aneka produk pertanian buah-buahan, sayur-sayuran dan pangan.
Pengembangan sistem klaster itu menurutnya bisa dikembangkan di Indonesia.
"Kami optimistis ilmu pertanian selama magang di Jepang nanti bisa diterapkan di kelompok-kelompok tani di Lebak," ujar Diding.***
