Menjelang HUT RI ke-75 , Sistem Barter Masih Digemari Masyarakat Pantai Utara Jawa Barat

14 Agustus 2020, 14:07 WIB
Ilustrasi: jual beli barter /pixabay/succo

POTENSI BISNIS – Sistem barter merupakan sistem jual beli tradisional yang dilakukan sebelum mata uang di sebuah negara di sahkan. 

Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia (HUT RI) yang ke 75, Nelayan dan petani pantai utara Jawa Barat melukan aktifitas jual beli menggunakan sistem barter. 

Disaat Indonesia sudah merdeka selam 75 tahun ternyata sistem barter semakin digemari banyak orang. Ini dirasa wajar karena perekonomian nasional sedang diguncang oleh pandemi Covid-19.

Komoditas barang yang diperjual belikan di pasar pantai utara Jawa Barat itu ternyata semakin banyak, begitupun dengan penjual dan pembeli nya yang terdiri dari petani dan nelayan.

Baca Juga: Memaknai HUT Pramuka Yang ke-59, Menjadi Bangsa yang Mampu Beradaptasi di Tengah Pandemi

Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Pantura, Budi laksana pada Jumat 14 Agustus 2020, merespon positif aktifitas jual beli menggunakan sistem barter ini. SNI kini bekerjasama dengan Serikat Petani Indonesia (SPI) Jawa Barat.

"Luar biasa, respon nelayan dan petani sangat tinggi. Ini bisa jadi benteng ketahanan pangan di masa pandemi bagi nelayan dan petani," katanya.

Transaksi ekonomi dengan pertukaran komoditi itu dilaksanakan di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, pada Kamis 13 Agustus 2020, sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com dari Pikiran-rakyat.com.

Disana Tedapat 200 kilogram beras, sawi, kangkung, sayur bayam, hingga buah pisang dijadikan barang untuk dipertukarkan oleh SPI.

Sementara dari SNI menyediakan ikan olahan Tanjab 79 kilogram, abon tongkol 43 kilogram serta ikan segar etong 10 kilogram.

"Sekarang komoditinya makin beragam. Sayur, buah dan ikan segar mulai dibarter," Imbuh Budi.

Melalui konsep barter ini, SNI dan SPI setuju akan melibatkan lebih banyak nelayan maupun petani. Bukan hanya sebatas anggota organisasi, bagi nelayan dan petani lain pun bisa mengikutinya.

Baca Juga: Jelang HUT Kemerdekaan ke-75 RI, Presiden Jokowi Kukuhkan Pasukan Paskibra

Sistem barter secara digital menjadi rencana bersama yang telah sepakati oleh SNI dan SPI. Mereka berharap bahwa bisnis model barter bisa menjadi solusi alternatif dalam rangka menolong perekonomian petani dan nelayan akibat pandemi.

"Kita lagi merintis membuka pasar barter. Karena ini masa pandemi, sementara akan memanfaatkan teknologi digital," kata Budi.

Adanya pasar menggunakan sistem barter, diharapkan bisa melibatkan lebih banyak nelayan dan petani. Dalam perkembangannya kedepan bisa melibatkan masyarakat umum, dengan komoditi yang semakin banyak.

Selain SNI dan SPI, terdapat organisasi lain yang berpartisipasi mendukung program ini. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP), termasuk Kelompok Tani Tenajar dan Asosiasi Petani Mangga Kenanga ikut bergabung dan mendukung pasar barter.

 Baca Juga: Jika Anda Gagal SBMPTN 2020, Maka Lakukanlah 3 hal berikut

Budi mengatakan, sistem barter ini bisa menjadi benteng ketahanan pangan nelayan dan petani, kategori kecil. Melalui barter, kebutuhan pangan bisa tercukupi dengan tidak mengeluarkan uang.

"Nelayan dapat beras, sayur dan buah atau apa saja produk pertanian, petani dapat ikan segar, olahan hasil laut dan banyak lagi," katanya.

Sistem barter mulai dijalankan sejak wabah berlangsung. Untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti ketersediaan pangan, nelayan dan petani mengalami kesulitan karena tidak memiliki uang.

"Alhamdulillah, ide barter disambut antusias oleh kelompok petani. Sampai sekarang, barter telah menyelamatkan ratusan keluarga nelayan dan petani," pungkasnya.

Selain Indramayu dan Cirebon, ada juga dari Subang, Karawang, hingga Bandung. Perkembangannya sangat bagus, responya juga sangat baik dari petani dan nelayan.***

 

 

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler