Warga berhamburan keluar rumah, tidak sedikit yang berteriak lini. Setelah dirasakan aman, warga kembali melakukan aktivitas.
Baca Juga: Akibat Tak Disiplin Pakai Masker, Total Denda Pelanggar PSBB Jakarta Capai Rp4,9 M
Kepanikan yang luar biasa yang dialami warga Pamarican, juga di wilayah tersebut karena sebagian diantaranya masih trauma dengan kejadian gempa bumi pada bulan Desember 2017 berkekuatan 6,9 SR. Wilayah Pamarican mengalami kerusakan parah.
“Saat itu, saya hendak makan pagi. Mendadak bumi terasa bergoyang keras. Spontan saya ambil anak dan minta istri keluar rumah.
Was-was sekali apalagi masih teringat kejadian gempa sebelumnya,” tutur Baehaki, warga Pamarican, kepada Pikiran Rakyat, Minggu 25 Oktober 2020.
Dia mengungkapkan saat sudah berada di luar, melihat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga ada yang berteriak lini, serta minta agar yang masih di dalam segera keluar rumah.
Baca Juga: Usai Gus Nur, Ferdinand Hutahaean Dorong Polri untuk Memproses Hukum Refly Harun
“Suasananya panik. Semua keluar rumah, sekira 15 menitan, baru pada masuk,” ungkapnya.
Sementara itu Deden Kustiawan , anak Yono Mustofa warga Kertaharja, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican yang mengalami luka pada bagian kakinya, dirawat di Klinik Amal Bakti Kertahayu.
Sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com dari pikiran-rakyat.com "Teriakan Kepanikan Warga Warnai Gempa Bumi Pangandaran, Belasan Rumah di Tatar Galuh Ciamis Rusak", Rumah korban rusak berat, dinding samping rumah dan pergola ambruk.