Riset ITB: Tsunami Jawa Timur dan Jawa Barat Diperkirakan Setinggi 20 Meter, BMKG Turut Bersuara

- 26 September 2020, 13:30 WIB
ilustrasi Potensi tsunami setinggi 20 meter diprediksi akan terjadi di sepanjang Pantai Selatan Jawa, mulai Jawa Barat dan Jawa Timur.
ilustrasi Potensi tsunami setinggi 20 meter diprediksi akan terjadi di sepanjang Pantai Selatan Jawa, mulai Jawa Barat dan Jawa Timur. /Tim Lingkar Madiun/zonajakarta.pikiran-rakyat.com

POTENSI BISNIS - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) turut bersuara atas riset Institut Teknologi Bandung (ITB), yang memprediksi akann terjadi Tsunami.
ITB menyampaikan riset tersebut cukup menggemparkan warga disekitar pesisir pantai.

Prediksi ITB itu memperkirakan tsunami yang akan mencapai 20 meter berpotensi terjadi di sepanjang pantai selatan Jawa Barat.

Sedangkan di pesisir pantai selatan Jawa Timur akan terjadi tsunami setinggi 12 meter. Hasil riset tersebut pun menggemparkan masyarakat.

Baca Juga: Cara Mudah Bayar Tagihan agar Tak Perlu Keluar Rumah, Simak Berikut Ini

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan pihaknya mengapresiasi kajian tersebut.

"Adanya potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini," ungkapnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam akun Instagram pribadinya @daryonobmkg yang diunggah pada Jumat 25 September 2020

Sebagaimana diberitakan sebelumnya dengan judul, "ITB Prediksi Tsunami 20 Meter Bisa Terjadi di Jabar dan Jatim, BMKG Singgung Gambaran Terburuk, (PR)". "Diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami," sambungnya.

Baca Juga: Tanaman Hias Kaktus yang Sering Dijadikan Dekorasi Rumah, Berikut Cara Perawatannya

Menurutnya, perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun infrastruktur.

Masyarakat, lanjut Daryono, diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

"BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," tulisnya.

Ia mengakui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading).

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI Saksikan MasterChef Indonesia S7, ANTV, Indosiar dan ANTV

Akan tetapi, menurutnya masyarakat lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan.

"Informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik," ungkapnya.

"Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian," tambahnya.

Menurutnya, kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan scenario terburuk.

Baca Juga: Dana BLT BPJS Ketenagakerjaan Pada Tahap 4 Sudah Ditransfer, Segera Cek Rekening BRI, BNI, BCA

Akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.

"Maka dari itu, dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," ungkapnya.

Menurutnya, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat.

Akan tetapi, harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata. Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi.

Baca Juga: KAI dan Bank Mandiri Luncurkan Sistem Pembayaran Digital, Tingkatkan Layanan bagi Para Penumpang

Serta menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami.***(Tita Salsabila/Pikiran-rakyat.com)

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah