Masyarakat, lanjut Daryono, diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.
"BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," tulisnya.
Ia mengakui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading).
Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI Saksikan MasterChef Indonesia S7, ANTV, Indosiar dan ANTV
Akan tetapi, menurutnya masyarakat lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan.
"Informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik," ungkapnya.
"Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian," tambahnya.
Menurutnya, kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan scenario terburuk.
Baca Juga: Dana BLT BPJS Ketenagakerjaan Pada Tahap 4 Sudah Ditransfer, Segera Cek Rekening BRI, BNI, BCA
Akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.