Network
POTENSI BISNIS - Kabar terbaru soal dinasi Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio.
Polisi kabarnya melakukan penangkapan pada satu di antara keluarga Akidi Tio.
Jika benar donasi itu fiktif, maka rakyat satu Indonesia bersama pejabatnya telah kena prank.
Belakangan banyak dibicarakan jika sumbangan Rp2 triliun itu diduga fiktif.
Namun, sebelum terjadi penangkapan, bantuan Rp2 triliun sempat ramai diviralkan buzzer-buzer kenamaan kelas kakap.
Namun pada faktanya, sumbangan tak kunjung cair, dan si pembuat janji ditangkap polisi.
Atas kejadian memilukan itu, Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana teringat saat Presiden Joko Widodo alias Jokowi difrank satu warga Jambil ketika lelang motor.
Baca Juga: Ramalan Shio Besok Selasa 3 Agustus 2021: Shio Naga, Shio Ular, Shio Kuda dan Shio Kambing
Buzzer sudah ramai memviralkan, tapi faktanya boong.
Cipta Panca Laksana mengakui jika sumbangan Rp2 triliun dari mendiang Akidi Tio sangat menghebohkan dan jadi pembicaraan publik.
Kata dia, kisah keluarga mendiang Akidi Tio ini, seperti mirip dengan peristiwa orang Jambi bernama Muhammad Nuh.
Baca Juga: Anak Akidi Tio Disebut Hina Negara atas Dugaan Bantuan Bohong Rp2 Triliun, Polisi Ungkap Motifnya
M Nuh ini dulu pernah membeli motor lelang Presiden Joko Widodo.
“Kisah Akidi Tio ini agak mirip sama yang beli motor lelang Jokowi dulu orang Jambi, M Nuh,” katanya melalui akun Twitter Panca66 pada Senin, 2 Agustus 2021.
Seperti diketahui, Muhammad Nuh pernah menjadi sorotan publik. Dia ikut peserta lelang di satu acara televisi yang menghadirkan Presiden Jokowi.
Setelah dinyatakan menang lelang motor Jokowi senilai Rp2,5 miliar dalam konser amal pada Minggu, 18 Mei 2020, jsutru M Nuh mengaku tak tahu jika itu acara serius.
Jelas Panca, sama seperti saat ini, buzzeRp dulu bersorak gembira ketika M Nuh membeli motor lelang Jokowi tersebut.
“Tahunya orangnya untuk beli makan aja sulit. Tiba-tiba jadi pengusaha beli motor lelangan Jokowi,” kata Panca.
“Ketua MPR kena prank. Satu negara kena prank,” tutur Deputi Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat itu.***
