Ketua KPK Mangkir dari Undangan Debat, Najwa Shihab : KPK Sekarang Agak Berjarak

- 5 Juni 2021, 16:25 WIB
Presenter Najwa Shihab.
Presenter Najwa Shihab. /YouTube Najwa Shihab

POTENSI BISNIS – Presenter sekaligus pendiri Narasi TV, Najwa Shihab menyebut Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) lama dengan KPK sekarang berbeda jauh. Menurutnya, KPK sekarang agak berjarak.

Hal itu, disebutkan Najwa dalam acara debat terbuka tentang Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang mempertemukan antara ketua KPK Firli Bahuri dengan Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi, Giri Suprapdiono.

Namun pada acara debat itu, Ketua lembaga anti rasuah itu malah menghilang, tanpa memberi kepastian soal ajakan debat dari Giri Suprapdiono.Najw didaulat sebagai moderator dalam acara debat itu.

Baca Juga: Soal TWK KPK, Giri Menduga Upaya Singkirkan Pegawai Lama Berjuang Membangun Lembaga Antirasuah Itu

Najwa Shihab yang sering dipanggil Mbak Nana itu menyebutkan dirinya beberapa kali mengundang ketua KPK, tapi tidak pernah hadir tanpa alasan apapun.

Termasuk dengan Ketua KPK sebelumnya, yang selalu hadir dalam undangan media, termasuk di acaranya.

"Beberapa kali pak Firli diundang ke Mata Najwa, namun belum sempat datang, mungkin setelah melihat tayangan ini beliau mungkin bisa datang," ujar Najwa Shihab dalam acara debat terbuka di Gedung KPK Jakarta, dikutip dari tayangan Youtube Jakartanicus 5 Juni 2021.

Najwa mengatakan biasanya yang datang menghadiri undangan acara talkshow Mata Najwa itu justru Wakil Ketua KPK semisal Nurul Gufron, Nawawi Pamolangi hingga Alexander Marwata.

"Yang biasanya datang itu pak Nurul Gufron, pak Nawawi, pak Alex, dan kalau saya bandingkan dengan pimpinan KPK dulu itu malah sering kali saya yang sering berkunjung  ke  KPK juga,” ujarnya.

Baca Juga: Prakerja Gelombang 17 Resmi Dibuka, Simak Persyaratannya

“Cuma ga tau kenapa ya pimpinan KPK yang sekarang itu kayanya aga berjarak gitu, jadi itu tanda tanya dan mudah-mudahan jalin kemesraan ini ya pak Firli lewat acara-acara bukan hanya acara yang digagas temen-temen koalisis tapi juga acara di narasi," sambung Najwa.

Rencannya debat terbuka digelar di ruang wartawan Gedung Merah Putih KPK, namun urung terjadi lantaran Firli tak hadir.

Jika Firli hadir, rencana akan terjadi debar terbuka mengenai TWK. Tes ini menjadi polemik serta perbincangan khalayak umum.

Giri sebagai calon lawan debat tampak tenang menjawab dan berdiskusi santai bersama peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana yang menjadi pembawa acara dalam acara tersebut.

Namun lama menunggu, akhirnya Firli dinyatakan tak datang untuk memenuhi undangan debat

“Pak Firli tak memenuhi undangan ini,” kata Kurnia Ramadhana.

Kemudian Kurnia menanyakan bocoran soal pertanyaan yang akan dilontarkan, yang saat itu kebetulan Najwa akan menjadi Moderator dalam  kepada ke dua calon debat tersebut.
Akan tetapi, Najwa tidak membocorkan dikeranakan ini privasi dan merupakan strategi BKN dan KPK yang katanya semuanya harus tertutup.

"Untuk pertanyaan, saya bukan tidak mau membocorkan, karena saya mengikuti strategi BKN yang katanya semuanya harus tertutup dan kemudian strategi KPK yang lepas tangan menyerahkan semuanya ke BKN karena TWK ini ranahnya mereka ," kata Najwa.

Namun, Najwa bebagi pengalaman dan cara membuat pertanyaan ketika berdiskusi supaya menghasilkan jawaban yang lebih detail dan spesifik.

"Tapi saya mau kasih sedikit strategi yang penting itu pertanyaannya harus spesifik tidak bisa terlalu umum, bahkan kalau perlu menyebutkan kasus, karena semakin spesifik pertanyaan semakin detai jawaban yang seharusnya bisa kita dapatkan dan akan mudah menilai apabila dijawab hanya sekedar slogan maka akan mudah dinilai kemampuan seseorang atas pertanyaan yang diajukan," jawabnya.

Kemudian Najwa mengatakan, pertanyaan akan lebih jitu apabila dikaitkan dengan rekam jejak atau pengalaman seseorang.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Selain itu, kata dia, penting untuk merumuskan pertanyaan yang berangkat dari apa yang kita ketahui dan apa yang sudah dilakukannya di masa lalu.

"Kemudian juga pertanyaan akan levih jitu apabila dikaitkan dengan rekam jejak nya selama ini, tadi kurnia kan sudah menyebutkan rekam jejak pak Giri dan rekam jejak pak Firli, jadi penting kemudian untuk merumuskan yang berangkat pengalaman di masa lalu dan bagaimana penjelasan atau pembelaan terhadap rekam jejak dia miliki," tuturnya.

Terakhir, Najwa mengatakan terkait TWK, publik harus betul-betul tahu secara komprehensif, karena jika dilihat sekarang ada upaya atau narasi yang hanya mengambil kesimpulan dari asesor yang dijadikan legitimasi sehingga menyimpulkan bahwa mereka tidak pancasilais dan berkembang di media disebut radikal.***

Editor: Babah Pram

Sumber: YouTube Jakartanicus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah