BNPB: Pemerintah Beri Bantuan Bagi Korban Banjir Bandang NTT Hingga Rp50 juta

- 6 April 2021, 18:07 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo, Bantuan untuk Korban Banjir Bandang NTT
Kepala BNPB Doni Monardo, Bantuan untuk Korban Banjir Bandang NTT /Dok. Komunikasi Kebencanaan BNPB/Apri Setiawan

POTENSI BISNIS – Bantuan sebesar Rp10 sampai Rp50 juta akan diberikan pemerintah untuk membantu perbaikan rumah masyakarat terdampak banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bantuan yang diberikan tergantung dari tingkat kerusakan, seperti yang rusak berat, sedang, atau ringan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BNPB Doni Monardo dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Penanganan Bencana di NTT dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Rapat ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), secara virtual pada Selasa 6 April 2021.

“Sebagaimana yang telah ditugaskan oleh Bapak Presiden, BNPB itu akan membangun rumah-rumah yang rusak berat, rusak sedang, dan juga rusak ringan,”katanya.

“Anggaran yang disiapkan oleh pemerintah pusat untuk rusak berat adalah Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak ringan adalah Rp10 juta,” sambungnya, dikutip Potensibisnis.com dari SETKAB.

Kepala BNPB juga mengatakan pihaknya akan mengupayakan pemberian Dana Tunggu Hunian (DTH) kepada para pengungsi untuk mencegah terjadinya kerumunan di tempat pengungsian.

Dana ini akan diberikan setelah pemerintah daerah mengajukan usulan kepada BNPB.

”Kami akan upayakan pengungsi-pengungsi ini bisa semaksimal mungkin untuk menyewa rumah keluarga mereka dengan cara memberikan bantuan Dana Tunggu Hunian (DTH) kepada setiap keluarga,” katanya.

Menurut Doni penanganan di lapangan telah berjalan dengan cukup baik.

Penanganan ini tidak hanya melibatkan unsur pemerintah, TNI, Polri, namun juga ada peran para relawan.

“Secara umum, penanganan di lapangan cukup bagus. Kerja sama antara TNI, Polri, membantu pemerintah daerah berjalan sangat maksimal, termasuk juga relawan lokal dan mungkin hari ini atau besok sudah datang lagi sejumlah relawan dari beberapa daerah,” ujarnya.

Sejumlah helikopter telah dikerahkan untuk mempercepat penyaluran logistik bagi masyarakat di daerah terdampak.

Seperti di Lembata, Larantuka, dan  Adonara, serta nantinya untuk membantu mobilisasi logistik dari Kupang ke Malaka, termasuk ke Alor.

 “Pagi ini sudah tiba dua unit dan mungkin sebentar lagi akan tiba di Kupang. Kemudian dua unit lagi akan menyusul,” katanya.

Pesawat kargo di Kupang menurut Doni akan disiagakan untuk membantu distribusi logistik ke daerah Alor, Lembata, dan juga wilayah lain.

Sejumlah dapur lapangan telah dibangun oleh BNPB bersama tim gabungan dari Kementerian Sosial, TNI, dan Polri.

Pembanguna dapur lapangan di hampir semua titik di wilayah terdampak ini digunakan untuk menyalurkan pasokan logistik kepada para pengungsi.

Dari segi bantuan kesehatan, meskipun tenaga medis masih terbatas, namun  fasilitas kesehatan telah tersedia di hampir semua tempat.

Maka dari itu, Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan koordinasi untuk mendatangkan sejumlah dokter dari beberapa provinsi di Indonesia.

Seperti dari provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

“Kemudian obat-obatan sementara masih terpenuhi, kecuali alat-alat untuk merawat pasien patah tulang, ini yang masih kurang. Dan kami sudah berkoordinasi untuk segera didatangkan dari Jakarta, dan dari Surabaya, serta dari Makassar,” kata Doni.

BNPB juga bekerjasama dengan Kemenkes dalam menyalurkan alat rapid test antigen ke seluruh daerah bagi warga serta tim penanganan bencana yang datang.

Termasuk dari jajaran TNI, Polri, dan juga para relawan.

Diketahui sebelumnya dari Potensibisnis.com, banjir bandang terjadi di Desa Lamanele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur akibat cuaca ekstrem.

Banjir bandang pada Minggu 4 April 2021, pukul 01.00 waktu setempat.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seperti yang diberitakan Potensibisnis.com sebelumnya, korban meninggal disejumlah kabupaten akibat banjir bandang di NTT ini  ada 68 orang.

Lalu, 70 orang lainnya dinyatakan hilang dan 938 kepala keluarga (KK) atau 2.655 jiwa terdampak.

Banyak rumah warga di Desa Lamanele ikut tertimbun lumpur ataupun rumah warga yang hanyut terbawa banjir.

Selain itu ada juga jembatan yang putus di Desa Waiburak Kec. Adonara Timur, serta kerusakan lainnnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Setkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x