POTENSI BISNIS - Presiden Joko Widodo ada di tengah kerumunan massa saat berada di Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Terkait hal itu, komentar pro kontra langsung membanjiri setiap ada postingan tentang Jokowi dan foto sang presiden di tengah kerumunan massa.
Ustadz Haikal Hassan Baras pun ikut berkomentar lewat ciutannya di akun Twitter, @haikal_hassan.
Dia menuliskan jika kerumunan itu berbeda dengan kerumunan. Kemudian dia menegaskan jika sebuah kerumunan belum tentu disebut kerumunan.
Baca Juga: Lambaian Jokowi ke Kerumunan Warga NTT seperti yang Baru Pulang dari Arab, Ini Kata Istana
Seakan lebih menegaskan, tulis Babe Haikal, karena suatu kerumunan bisa jadi kerumunan.
Kerumunan itu berbeda dengan Kerumunan.
Sebuah Kerumunan belum tentu disebut Kerumunan.
Karena suatu Kerumunan bisa jadi Kerumunan. pic.twitter.com/VUgM8FxxZB— Haikal Hassan Baras (@haikal_hassan) February 24, 2021
Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Perbaikan Tanggul Sungai Citarum, Direncanakan Dua Hari Lagi Selesai
"Kerumunan itu berbeda dengan Kerumunan.
Sebuah Kerumunan belum tentu disebut Kerumunan.
Karena suatu Kerumunan bisa jadi Kerumunan," tulisnhya di @haikal_hassan.
Sebelumunya satu hari terakhir ini, media massa dan netizen ramai menyoroti Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Aksi Jokowi di tengah kerumunan warga Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dinilai sebagai pelanggaran prokes.