teman yg baik hati cuitan saya sebelumnya adalah do'a&keprihatinan atas musibah jatuhnya pesawat sriwijaya air. saya tdk ada niat apapun utk menyebarkan sesuatu yg salah, maafkan saya&agar tdk menimbukan presepsi salah yg berkepanjangan di ruang publik maka dgn ini saya hapus???? pic.twitter.com/y1VPNkjrpZ— Ali Mocthar Ngabalin (@AliNgabalinNew) January 11, 2021
Dalam posting-an itu, Ngabalin tidak menulis keterangan detail terkait foto itu. Dia hanya menulis doa bagi korban Sriwijaya Air SJ182.
“Wahai Zat yang menghidupkan dan mematikan, tiada daya dan upaya kecuali di tanganmu lah semuanya bisa terjadi. Temani mereka semua dan kasihlah mereka semua dalam kasih dan sayangmu. Aamin amin Ya Rabbal’Alamin,” tulisnya.
Tweeps,
Foto yg diunggah di Akun @AliNgabalinNew Minggu 10/01/21 20.13 WIB disinyalir Hasil EDITAN.
Karena jika analisis Kec "Jatuh" SJ-182 +/- 555,457 Km/Jam,
Maka Foto sejelas tsb hanya dpt dibuat dgn Kamera (DSLR?) shutter diatas 1/125 dtk & Diafragma f/16 atau lebih, bukan HP https://t.co/muNaOVQTgF pic.twitter.com/1MMhWmpSZp— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) January 10, 2021
Baca Juga: Bikin Roy Suryo 'Sewot' dan Singgung Hoaks, Ini Janji Mensos Risma ke Keluarga Korban Sriwijaya Air
Terkait hal itu pakar multimedia dan telematika, Roy Suryo memastikan foto yang diunggah Ngabalin adalah hasil editan.
Dari analisis data jatuhnya Sriwijaya Air, ia menyebutkan, kurang lebih 555,457 km per jam.
Sehingga foto itu tidak akan mampu menangkap momen jatuhnya Sriwijaya Air jika hanya menggunakan kamera handphone.
“Maka foto sejelas tersebut hanya dapat dibuat dengan kamera (DSLR?) shutter di atas 1 per 125 detik dan diafragma f 16 atau lebih, bukan HP,” ungkapnya.
Ia pun menyatakan banyak netizen yang mendesak Ali Mochtar Ngabalin dipolisikan karena menyebar foto hoaks di tengah-tengah musibah.