Jawaban Panjang 'Lebar' Hendropriyono Usai Merasa Dihina Natalius Pigai: Kamu Berubah 180 Derajat

- 2 Januari 2021, 11:40 WIB
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer sekaligus mantan Jenderal TNI, AM Hendropriyono.
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer sekaligus mantan Jenderal TNI, AM Hendropriyono. /. /Instagram am.hendropriyono via PR/

POTENSIBISNIS – Komentar Aktivis HAM, Natalius Pigai di akun media sosial pribadnya pada Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono ditanggapi langsung pria berdarah Kosassus tersebut.

Sebelumnya, Pigai mengomentari ultimatum yang dituliskan Hendropriyono kepada pihak yang berusaha melindungi alias membekingi eks anggota organisasi terlarang FPI.

Kemudian Pigai mengirim komentar yang mempertanyakan tugas dari Hendropriyono.

Baca Juga: TERUNGKAP! Natalius Pigai Ternyata Pernah Tolak Permintaan Khusus Hendropriyono

"Orangtua mau tanya. Kapasitas Bapak di negara ini sebagai apa ya, Penasehat Pres, Pengamat? Aktivis?"

Pigai menambahkan, untuk mengurus negara ini serahkan pada generasi abad 21 yang lebih humanis dan egaliter.

"Biarkan diurus generasi abad ke 21 yang egaliter, humanis, Demokrat."

Dia pun menilai, saat ini tidak perlu kehadiran Hendropriyono.

Baca Juga: Cek Fakta: Pemilik 201 Kg Sabu di Petamburan Ternyata Anggota FPI, Polisi Beri Penjelasan

"Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua."

Tak hanya itu, Pigai pun mengungkap adanya jabatan yang disiapkan Hendropriyono pada dirinya.

"Sebabnya Wakil Ketua BIN & Dubes yang Bapak tawar saya tolak mentah2. Maaf', tulis Pigai.

Tak butuh lama bagi Jenderal TNI berdarah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu untuk menjawab komentar Pigai.

Baca Juga: Singgung Mensos Lama? Ini Janji Tri Rismaharini Sebelum Pembagian Bansos Rp300 Ribu per Bulan

Hendropriyono langsung menanggapi kicauan Pigai itu melalui Twitternya.

Ini jawaban Jenderal TNI Hendropriyono pada Pigai

"Buat seorang pejuang tidak ada kata berhenti ananda @NataliusPigai2. Jika negara dalam bahaya, kita harus membelanya. Harus tanpa hitung untung atau rugi dan muda atau tua."

"Sebagai pejabat saya dulu berjuang dengan kewenangan saya, sekarang sebagai rakyat dengan mulut saya dan jika kelak tak berdaya secara fisik, maka saya akan berjuang dengan do' saya. Begitu betuk tingkatan iman saya, sebagai seorang muslim."

Baca Juga: Usai 'Gebuk' Front Pembela Islam, Mahfud MD Singgung PDIP dan NU: Boleh Dirikan Lagi FPI

"Apa yang saya sampaikan hanya menasihati supaya kamu tidak larut, tersesat dan menyesal, karena saya yakin kalau sekarang tidak mau mendengarnya kelak kamu juga akan sadar."

"Saya mengenalmu karena menganggap kamu seorang pemuda harapan bangsa yang patriotik, berani dan pandai. Karena itu saya tanya kenapa kamu tidak jadi pejabat saja, agar semua bakat dan potensimu tersalur dan bermanfaat."

"Bukan saya tawari jabatan di pemerintahan, karena saya tidak punya kewenangan apapun apalagi sebagai formatur."

"Patriotik dan cerdas karena saya dengar kamu mengkritik ide separatisme dengan mengatakan, bahwa seharusnya bercita-cita jadi Presiden RI daripada hanya sebagai Presiden Papua."

"Waktu pertama kali kita kenal, kamu adalah komisioner Komnas HAM. Kita bertemu di restoran Kunskring di Jalan Teuku Umar. Dengan bersemangat kamu menawarkan jasa, untuk membela saya dalam kasus Talangsari."

"Saya tidak menanggapi, karena saya merasa kasus tersebut sudah selesai secara hukum. Juga sudah selesai secara Islam melalui islah."

"Setelah lama tidak bertemu dan kamu bukan penguasa lagi, kamu berubah 180 derajat. Selain patriotisme dan kepandaianmu, moralmu juga sangat merosot. Sopan santun dan akal budimu lenyap, karena ditelan kekecewaan sebagai penganggur yang tak terakomodasi di tempat yang kamu inginkan."

"Semua kata yang keluar dari mulutmu adalah ungkapan dari pikiranmu. Itulah sebabnya saya bisa bilang kamu bukan Pigai yang dulu lagi."

"Terima kasih atas penghinaanmu kepada saya sebagai orangtua, yang tidak pernah menyakiti kamu."

"Saya berharap agar pikiranmu jangan ke sana ke mari terus, untuk mencari pengakuan atau kedudukan. Pegang teguh prinsip agar lebih banyak orang menghargai kamu, sehingga kamu mendapat tempat yang terhormat di masyarakat."

"Demikian Pigai, semoga kita masih bisa bertemu lagi, sebelum umur tidak memungkinkannya. Salam dan selamat tahun baru 2021," tulis Jenderal TNI Hendropriyono.***

 

Editor: Awang Dody Kardeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah