Dear Pendukung Fanatik Jokowi, Ada Pesan dari Putri Gus Mus: Jangan Bawa Abah Kampanye Lawan FPI

- 14 Desember 2020, 17:45 WIB
Gus Mus bersam putrinya Ienas Tsuroiya
Gus Mus bersam putrinya Ienas Tsuroiya /instagram.com/@tsuroiya/

POTENSIBISNIS - Para pendukung fanatik Presiden Joko Widodo atau Jokowi, ada pesan dari putri ulama sekaligus budayawan, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, Ienas Tsuroiya.

Melihat dari tulisannya, Ienas Tsuroiya seperti tidak menerima nama dan karya-karya ayahnya dicatut berkampanye menyerang Front Pember Islam (FPI).

Belakang ini dia menemukan nama ayahnya dicatut dalam berbagai karya tulisan hingga video.

Baca Juga: Setelah Habib Rizieq Ditahan, Giliran Ketum FPI dan Panglima Laskar 'Digarap' Polda Metro Jaya

Gus Mus adalah sosok berpengaruh dan kharismatik. Tak jarang nama Gus Mus dicatut untuk melegitimasi tujuan tertentu.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris: Mulai 16-18 Desember, Big Match Liverpool vs Tottenham, Man Utd Harusnya Menang 

Sebagai anak, Ienas Tsuroiya sangat keberatan namanya ayahnya hanya dibuat kepentingan kelompok tertentu.

Ienas Tsuroiya memberikan peringatan kepada pendukung fanatik Jokowi.

Kegeramannya disampaikan dalam sebuah utasan di akun pribadinya.

Dalam cuitanya itu, udah tiga tahunan ini pihaknya dibuat repot lantaran ulah para pendukung fanatik tersebut.

Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yg baik. Jangan mencatut nama Abah saya, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus). Setidaknya sudah tiga tahunan ini kami dibuat repot gara2 ulah kalian. Stop it!,” kata Ienas Tsuroiya dalam akun pribadinya @tsuroiya dikutip PotensiBisnis.com pada Senin, 14 Desember 2020.

Dia menemukan tulisan yang dibuat akun buzzer yang memosting hasil tulisan orang lain namun dicantumkan nama dan foto Gus Mus.

Saya sebut saja salah satu akun buzzer itu: Ka** Ki**. Di tahun 2018, akun ini memposting tulisan orang lain tapi namanya diganti nama Abah. Pasang foto beliau pula. Saya lgsg komplain saat itu juga. Sempat ngeles, tapi ketika banyak yg mendukung saya, postingan hilang,” sambungnya.

Tulusan itu belakangan kembali muncul dengan nama dan foto sang ayah. Kesal, dia sampai mecuit, diklarifikasi satu, muncul lagi dan lagi.

Tapi belakangan ini, tulisan itu beredar lagi, masih dengan nama dan foto Abah. Diklarifikasi satu, muncul lagi dan lagi. Karena penasaran, saya google lah judul tulisan itu. Ternyata yg muncul adalah postingan K**Ki**! Ketika saya SS malam ini, sudah dibagikan lebih dr 2500x,” imbuhnya.

Dikutip dari JurnalPresisi.com, tak hanya itu, Ienas juga menyebutkan kasus yang juga menambahkan nama Gus Mus di salah satu tulisan ‘surat terbuka’ pendukung Jokowi tersebut.

Ienas mengatakan pihaknya kerepotan atas hal itu dan hingga saat ini belum diketahui siapa oknum dibalik kasus tersebut.

Kasus lain: ada tulisan salah satu pendukung Pak Jokowi, namanya Iyyas Subiakto, surat terbuka kepada keturunan Arab. Diposting di facebook. Tapi kemudian ada OKNUM yang menambahkan nama Abah di atasnya. Langsung viral. Dan kami pun kerepotan membantahnya,” ujar Ienas.

Kasus yang menyangkut "surat terbuka" ini, sampai sekarang belum ketahuan siapa oknum yang menambahi kalimat berisi fitnah itu. Masih sering beredar di WAG. Berdasarkan pengalaman saya, kalau sudah masuk aplikasi Whatsapp, akan sangat sulit dihentikan penyebarannya,” tambahnya.

Kemudian, Ienas memberikan klarifikasi video yang menayangkan demonstrasi FPI yang memuat suara Gus Mus tengah membacakan puisi beliau berjudul ‘Allahu Akbar’.

Lantas, Ienas mengungkapkan bahwa puisi tersebut ditulis tahun 2005 silam yang sifatnya universal dan tak ada kaitannya dengan ormas tertentu.

Sejak pagi tadi, saya menerima bbrp pesan menanyakan video rekaman demo FPI yang memuat audio Abah membacakan puisi beliau berjudul, "Allahu Akbar". Ternyata Ka**Ki** termasuk yang mempostingnya. Tapi syukurlah, barusan saya cek sudah ngga ada. Semoga ngga diposting ulang,” ucap Ienas.

Puisi Abah yang ditulis tahun 2005 lalu itu sifatnya universal, tidak menyerang satu kelompok tertentu. Seperti banyak puisi Abah yang lain, intinya mengajak introspeksi. Dakwah secara halus. Kalau menggabungkan suara beliau dengan video demo FPI, itu namanya mengadu-domba,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ienas menegaskan bahwa pernyataan demikian dibuatnya bukan karena bentuk upaya mendukung FPI.

Namun lebih merupakan bentuk kekesalan keluarga atas ulah oknum tak bertanggung jawab lantaran masih banyak konten lainnya yang mencatut nama Gus Mus.

Apakah dengan menulis klarifikasi seperti ini, saya mendukung FPI? Oh, tentu tidak. Saya termasuk warga negara yang ikut resah menyaksikan sepak-terjang mereka selama ini, yang sering diwarnai kekerasan, meski dengan alasan "nahi mungkar". Googling saja, banyak korbannya,” ungkapnya.

Diberitakan PortalSurabaya.com, kasus lain, ada tulisan salah satu pendukung Pak Jokowi, namanya Iyyas Subiakto, surat terbuka kepada keturunan Arab. Diposting di Facebook. Tapi kemudian ada 'oknum' yang menambahkan nama Abahnya di atasnya. Langsung viral, dan Ienas kerepotan membantahnya.

Kasus yang menyangkut 'surat terbuka' ini sampai sekarang belum ketahuan siapa oknum yang menambahi kalimat berisi fitnah itu. Masih sering beredar di WAG.

"Berdasarkan pengalama saya, kalau sudah masuk aplikasi WhatsApp, akan sulit dihentikan penyebarannya," ungkap Ienas seperti yang ditulis di Twitternya yang sudah diretwit labih dari 7 ribu kali dan mendapat lebih 25 ribu suka.***

Editor: Awang Dody Kardeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah