Wisatawan Sumbang PAD Rp 47 Miliar saat Libur Panjang di Jabar

3 November 2020, 21:12 WIB
Ilustrasi: Seorang perempuan solo traveling saat liburan/ /PIXABAY/JESHOOTS-com

POTENSIBISNIS - Libur panjang belum lama ini berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari industri pariwisata sepanjang bulan Oktober yang mencapai Rp 47 miliar.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat catat bahwa angka kunjungan ke destinasi periode tanggal 27 - 31 Oktober sebanyak 145.212 orang untuk 11 kabupaten kota.

Paling tinggi didapatkan Kabupaten Bogor dengan realisasi Rp 17 miliar, disusul Kota Bandung dengan realisasi Rp 12 miliar.

Baca Juga: Pengusaha Travel Umrah Keluhkan Proses Karantina, Minta Kebijakan Ditinjau

“Dari data yang ada, total PAD sepanjang bulan Oktober di sektor ini Rp 47 miliar,” kata Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik pada wartawan, Selasa 3 November 2020.

Dalam berita " Selama Musim Liburan, PAD Jabar dari Industri Pariwisata Sepanjang Oktober Mencapai Rp 47 Juta ", Dedi menuturkan, Rp 47 miliar tersebut disumbang juga okupansi hotel di 11 Kabupaten Kota sebanyak 48 persen, wisatawan yang mendatangi restoran di empat kabupaten kota ada 18.513 orang.

Naik 70 persen

Dalam catatan, hotel okupansi tertinggi di Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut.

Di daerah tersebut hotel okupansi selama libur panjang dari pada 28 sampai 31 Oktober berada di kisaran 70 hingga 80 persen dibandingkan momen biasa saat pandemi.

Di luar daerah itu, peningkatan okupansi hotel ikut meningkat meski berada di kisaran 40 persen hingga 70 persen.

“Kalau dihitung rata-rata okupansi hotel di Jawa Barat saat masa libur panjang kemarin itu berada di angka 55 persen. Artinya ada peningkatan yang cukup signifikan. Dua bulan sebelumnya, okupansi hotel di kisaran 27 persen hingga 34 persen, ”kata dia.

Sementara itu, mengenai evaluasi pencegahan pencegahan penyebaran virus Covid-19 saat lonjakan kunjungan, Dedi Taufik tidak berani berani sempurna. Namun, jika dilihat indikator yang ada, pelaku industri pariwisata sudah menerapkan protokol kesehatan.

Pelaksanaan pengecekan kesehatan melalui rapid tes ia sebut sudah semakin baik. Total pengetesan dilakukan terhadap 14 ribu orang secara acak dengan hasil reaktif sebanyak 408 orang, sebagian besar wilayah Bogor.

“Kami berusaha merealisasikan peraturan gubernur (Ridwan Kamil) yang ingin ada pencegahan kenaikan kasus Covid-19. Pengawasan pengelola pariwisata, pengetesan kami sudah lakukan. Hasilnya 408 orang reaktif. Sudah ditindaklanjuti dengan tes swab, masih menunggu hasil. Mudah-mudahan hasilnya negatif, ”kata dia.

Menelusuri 408 wisatawa

Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani mengatakan, pihaknya telah melakukan tes swab di semua destinasi wisata yang paling ramai.

"Itu kan di Puncak kemudian di Pangandaran dan di tempat-tempat terakumulasinya massa, termasuk di Sukabumi, Cianjur dan Bogor," katanya.

Dengan adanya 408 yang reaktif belum menambah kasus di Jabar. Namun hasil tes cepat langsung masuk ke data Pikobar saja.

Dia menambahkan, pihaknya sudah melakukan tracing terhadap 408 wisatawan yang reaktif. Kemudian pihaknya juga melakukan penyelidikan epidemiologi dengan menggunakan formulir google.

"Yang reaktif, kebanyakan dari luar Jabar, Jakarta sudah pasti ya karena memang paling banyak terutama di daerah puncak kemarin kan," ujar dia. *** pikiran-rakyat.com/Novianti Nurulliah

 

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler