Demo Buruh dan Mahasiswa Hari ini, Kepolisian Sekat di 12 Titik Karena Hawatir Penularan Covid-19

8 Oktober 2020, 17:06 WIB
Tangkapan Layar, seruan Aksi di Istana Negara/ /Instagram.com/@bem_si

POTENSI BISNIS – Aksi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja menuai banyak protes, diantaranya unsur buruh dan mahasiswa yang berunjuk rasa di mulai 6 Oktober 2020 dan masih berlanjut sampai hari ini 8 Oktober 2020.

Demo buruh dan mahasiswa hari ini berlangsung di berbagai daerah begitupun di Jakarta dengan titik aksi berada di Istana Negara dan Gedung DPR.

Pihak kepolisian pun mengambil langkah antisipasi perihal kabar akan adanya demo buruh dan mahasiswa yang akan berdatangan ke Jakarta. Pihak kepolisian melakukan penyekatan 12 titik di wilayah Bekasi menuju Jakarta dan menurunkan sekitar 552 personel tambahan juga dari Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Demo Mahasiswa dan Buruh Serbu Istana Hari Ini, Namun Jokowi Tidak Ada

Hal tersebut disampaikan AKBP Alfian Nurrizal selaku Wakapolres Metro Bekasi Kota. Sebagaimana dilansir Potensi Bisnis.com dari laman pikiran-rakyat.com dengan judul “Antisipasi Demo Buruh dan Mahasiswa ke DPR, Polisi Sekat 12 Perbatasan Bekasi ke Jakarta”.

"Semuanya 522 personel. Tambahan dari Polda Metro Jaya. Adapun penyekatan di tambah jadi 12 titik,” kata Wakapolres Metro Bekasi Kota, AKBP Alfian Nurrizal seperti dilansir dari situs NTMC Polri.

Penyekatan tersebut dilakukan di Tol Bekasi Barat 1, Tol Bekasi Barat 2, Tol Bekasi Timur, Jatiwaring, Rest Area Pondok Gede, Sumber Arta, Medan Satria-Cakung, Unisma, Cakung, Jatiwarna, Tol Jatiasih 2, Tol Jatibening, Tomyang dan Sasak Jarang.

Baca Juga: Demokrat Dituduh Dalang Demo Omnibus Law UU Cipta Kerja, Ossy : Ini Fitnah Bengis Terhadap Demokrat

 “Tambahan di Tomyang dan Sasak Jarang. Tujuan penyekatan untuk melakukan antisipasi. Karena ini kan solidaritas cukup dilakukan di perusahaan saja, aksi damai aja, jangan ke Jakarta,” Ujarnya.

Pasalnya, bila buruh dan mahasiwa ke Jakarta, kata Alfian bisa mengganggu ketertiban umum. Alfian pun mempersilahkan, bila mereka ingin menyampaikan aspirasi, tetapi hanya perwakilan saja.

“Misalnya serikat beberapa orang, terus mahasiswa berapa orang dari HMII, PMII 10 orang cukup. Tapi kalau ribuan aduh saya pikir kasian karena ini ada PSBB,” Lanjut Alfian.

Alfian menghawatirkan akan adanya klaster baru Covid-19 dengan adanya para pendemo yang berdatangan ke Jakarta. Bila ada yang terkena atau tertular virus corona atau Covid-19, lanjut Alfian, siapa nanti yang akan bertanggung jawab.

Baca Juga: Demo Tolak UU Omnibus Law Ciptaker Bukan Hanya Buruh. Mahasiswa Juga Serukan Turun ke Jalan

“Kalau disana ada wabah, kita siapa yang bertanggung jawab. Ini yang kita antisipasi klaster baru,” pungkasnya.***(Aldiro Syahrian/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Abdul Mugni

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler