Dampak Erupsi Gunung Semeru, 20 Hektare Lahan Pertanian Rusak

8 Desember 2021, 20:04 WIB
ilustrasi: Dampak Erupsi Gunung Semeru, 20 Hektare Lahan Pertanian Rusak. (Foto: TribrataNews) /

POTENSI BISNIS - Seluas 20 hektare lahan pertanian di Desa Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Tengah rusak terkena material vulkanik erupsi Gunung Semeru.

Dampak dari meningkatnya aktivitas Gunung Semeru tersebut yang mengeluarkan awan panas pada 4 Desember 2021 juga merupakan areal pesawahan seluas 57 hektare.

Kepala Desa Supiturang, Nurul Yaqin Pribadi mengatakan kalau dari total luas lahan pertahanan 57 hektare di wilayah tersebut.

Baca Juga: Jokowi Tinjau Langsung Korban Erupsi Gunung Semeru di Lokasi Pengungsian

Sedangkan 20 hektare lahan hancur akibat diterjang awan panas guguran dan material vulkanik Gunung Merapi.

"Total area pesawahan seluas 57 hektare, yang terdampak 20 hektare atau hampir separunya," kata dia.

Nurul Yaqin juga menerangkan, sebelum terjadi letusan Gunung Semeru itu, pada areal pesawahan di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo tersebut, mengalir Sungai Umbulan yang hanya memiliki lebar 1,5 meter.

Baca Juga: Dorong Petani Jeruk Naik Kelas, BRI Gelontorkan Modal hingga Pendampingan Usaha

Namun, akibat terjangan banjir lahar dan material vulkanik saat Gunung Semeru meletus, sungai tersebut tidak lagi terlihat.

Material vulkanik menyebabkan adanya aliran lahar dengan lebar hingga ratusan meter. "Di situ ada sungai, tapi tidak lebar hanya sekitar 1,5 meter. Itu Sungai Umbulan. Setelah dialiri lahar jadi benar, lebarnya kini mencapai ratusan meteri," kata dia.

Ia juga menambahkan, lahan pertanian seluas 20 hektare yang rusak tersebut, seluruhnya memiliki sertifikat tanah.

Baca Juga: RAMALAN Karu Tarot Besok Kamis, 9 Desember 2021: Cancer, Gemini, Taurus dan Aries Jangan Buru-buru

Ada kurang lebih 50 orang yang memiliki areal tersebut. Ke depan, para pemilik lahan itu berkeinginan untuk tetap bisa mengelola material vulkanik pada bekas lahan pertanian.

"Ke depan, saat sudah dingin akan dikelola oleh masyarakat. Itu keinginan mereka supaya bisa mendapatkan hasil atau ada ganti dari yang awalnya lahan pertanian," kata dia.

Saat ini, Pemerintah Desa Supiturang masih terus melakukan pendataan terkait dampak kerusakan akibat letusan Gunung Semeru tersebut.

Baca Juga: Tren Penelusuran Google 2021, Masyarakat Indonesia Ingin Pulih dari Covid-19 hingga Cara Jualan Online

Pendataan akan dilakukan dari rumah ke rumah, termasuk pada tempat-tempat pengungsian.

Gunung Semeru mengeluarkan awan panas pada 4 Desember 2021, yang mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, kurang lebih sekitar pukul 15.20 WIB.

Berdasarkan data Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 10.30 WIB, ada 34 orang dilaporkan meninggal dunia, 82 luka ringan dan 26 luka berat. Selian itu 16 orang hingga saat ini masih dalam pencarian.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler