BMKG: La Nina bakal Terjadi Akhir Tahun 2021 Berpotensi Ancam Sektor Pertanian dan Perikanan

29 Oktober 2021, 09:12 WIB
Ilustrasi: BMKG: La Nina bakal Terjadi Akhir Tahun 2021 Berpotensi Ancam Sektor Pertanian dan Perikanan. /Sigit Angki Nugraha/

POTENSI BISNIS - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, jika La Nina yang diperkirakan terjadi pada akhir 2021 akan mampu mengancam sektor pertanian dan perikanan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, menyampaikan jika pemerintah harus memberi perhatian lebih khususnya dalam kedua sektor tersebut.

Menurutnya, dalam pertanian pasti akan berdampak besar terjadinya kerugian pada lahan atau pun hama yang menyerang tanaman.

Baca Juga: Waspada Bencana Hidrometeorologi Dipicu Peningkatan Curah Hujan Akibat La Nina

"Dampaknya akan mengancam ketahanan pangan karena berpotensi merusak tanaman akibat banjir, hama, dan penyakit tanaman," kata Dwikorita, dikutip PotensiBisnis.com dari laman PMJ News, Jumat, 29 Oktober 2021.

Dwikorita menjelaskan, di sektor perikanan, pasokan ikan bakal berkurang drastis akibat nelayan tidak bisa melaut.

"Serta juga mengurangi kualitas produk karena tingginya kadar air,” ujarnya.

Baca Juga: Waspada Potensi Hujan Diserta Angin Kencang di Sejumlah Wilayah Ini, BMKG: Siaga La Nina akan Datang

Dwikorita menyampaikan, hasil tangkapannya ikan pun pasti tidak akan maksimal.

"Hal itu disebabkan, tingginya gelombang dan memengaruhi hasil laut di pasaran yang cenderung mahal," jelasnya.

Dwikorita menjelaskan, La Nina adalah fenomena mendinginnya suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur hingga melewati batas normalnya.

Menurut Dwikorita, kondisi tersebut akan memengaruhi sirkulasi udara global yang menyebabkan, udara lembab mengalir lebih kuat dari Samudra Pasifik ke arah Indonesia.

Baca Juga: Waspada! La Nina Memicu Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Jaga Lingkungan

"Akibatnya, Indonesia banyak terbentuk awan dan diprediksi kondisi ini bisa meningkatkan curah hujan sebagian besar wilayah Tanah Air," katanya.

Dwikorita menegaskan, saat ini BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini terhadap ancaman datangnya La Nina menjelang akhir tahun 2021.

Menurutnya, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina. Yakni, -0.61 pada dasarian I Oktober 2021.

Baca Juga: Mama Sarah Beberkan Perlakuan Jahat Irvan ke Andin, Posisi Elsa Makin Terancam: Ikatan Cinta 29 Oktober 2021

Semua itu ditunjukkan berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.

Dwikorita mengatakan, kondisi tersebut berpotensi untuk terus berkembang dan Indonesia harus segera bersiap menyambut La Nina.

"La Nina diprakirakan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022," tegasnya.

Merunut peristiwa La Nina 2020, hasil kajian BMKG telah menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari, terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT.

Lalu, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

"Maka La Nina tahun 2021 diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.," ujar Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, jika BMKG telah memprakirakan sebagian wilayah Indonesia yang akan memasuki periode musim hujan mulai Oktober 2021.

Di antaranya, wilayah Aceh bagian timur, Riau bagian tenggara, Jambi bagian barat, Sumatera Selatan bagian tenggara, Bangka Belitung, Banten bagian barat, dan Jawa Barat bagian tengah.

"Selanjutnya, Jawa Tengah bagian barat dan tengah, sebagian D.I. Yogyakarta dan sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara," jelasnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler