Laksanakan Perintah Presiden, PUPR Lakukan Ini Tangani Bencana di NTT dan NTB

7 April 2021, 11:38 WIB
Kementerian PUPR melakukan aksi tanggap darurat bencana di NTT dan NTB. /Twitter.com/@KemenPU

POTENSI BISNIS - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan upaya tanggap darurat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja mengatakan pihaknya berupaya untuk melaksanakan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penanganan dampak bencana tersebut.

Endra memastikan, Kementerian PUPR akan mengerahkan sumber daya yang tersedia, alat berat, dan personel yang berada di kantor-kantor balai di NTB dan NTT.

Baca Juga: Update Jumlah Korban Banjir Bandang NTT dan NTB, Sebanyak 119 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia

"Kami juga akan didukung oleh mitra kerja yang sedang bekerja di proyek-proyek infrastruktur terdekat," kata Endra melalui keterangan tertulis, Selasa, 6 April 2021, dikutip dari ANTARA.

Hujan dengan intensitas ekstrem di NTT menyebabkan hampir seluruh wilayah terkena bencana banjir.

Wilayah terdampak paling parah yakni di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Sumba Timur, Flores Timur dan Lembata.

Selain menggenangi permukiman, banjir tersebut juga menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur sumber daya air, jalan, dan putusnya jembatan. 

Baca Juga: Usai Tangkap Bos PT BLEM Samin Tan, KPK Pastikan Akan Menangkap DPO Lainnya

Kerusakan infrastruktur sumber daya air di antaranya pergeseran pada armour blok beton bangunan pengaman Pantai Namosain, kerusakan longsor tembok penahan tanah sepanjang 50 meter di Bendungan Manikin, kerusakan tanggul pengendali banjir Sungai Malibaka sepanjang 80 meter, dan longsor 30 meter pada sandaran kiri Bendungan Rotiklot.

Sementara pada infrastruktur jalan dan jembatan salah satu jalan yang rusak yakni Ruas Batas Kabupaten Manggarai, Gako sepanjang 50 meter.

Beberapa jembatan yang terputus yakni Jembatan Kambaniru, Jembatan Talimetan, dan Jembatan Harekaen Kaputu. 

Longsoran pada badan jalan di antaranya terjadi di kilometer 35 yakni Batas Kota Waingapu, penanganan dilakukan dengan perkuatan lereng.

Selanjutnya terjadi di Waikabubak, Batas Kabupaten Sumba Timur sepanjang 145 meter dengan penanganan perkuatan tebing dan lereng.

Sementara untuk longsoran pada tebing dan lereng akan dilakukan perbaikan berupa perkuatan lereng, tebing serta dinding penahan tanah.

Baca Juga: Pembangunan Rumah Panggung Banyak Dikritik, Wagub DKI: Tidak Ada Keputusan Sepihak

Endra mengatakan, secara umum penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukan Kementerian PUPR dilakukan dengan inventarisasi kerusakan, pemasangan tanda bahaya pada lokasi longsor di badan jalan, pembersihan lumpur badan jalan nasional di Pulau Lembata.

"Penanganan tindak lanjut diantaranya penempatan Tim Disaster Relief Unit di Pulau Adonara dan Pulau Lembata. Kemudian pemasangan jembatan darurat di Pulau Adonara dan Pulau Lembata dengan bentang minimal 40 meter," ujar Endra yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan. 

Untuk mempercepat upaya tanggap darurat Kementerian PUPR juga tengah mobilisasi alat berat ke Kabupaten Flores Timur berupa dua unit excavator, satu unit mini excavator, lima dump truck, satu unit loader, satu unit grader, satu unit water tank, dan dua unit vibratory roller.

Sementara pengiriman alat berat ke Kabupaten Lembata berupa tiga unit excavator, satu unit loader, 15 unit dump truck, dan satu unit motor grader.

Baca Juga: Untung Rp75 Juta, Pelaku Penipuan Filler Payudara Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun

"Untuk distribusi kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi Kementerian PUPR juga mengirimkan bantuan yang meliputi tangki air, hidran umum, mobile toilet, dan tenda darurat," jelas Endra. 

Sementara wilayah NTB yang tergenang banjir adalah Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Hujan tersebut menyebabkan kerusakan di sejumlah bendung, di antaranya Bendung Parado rusak ringan, Bendung Ompu Ridu rusak sedang, Bendung Ncangkai dan Bendung Ompu Java.

Hujan tersebut menyebabkan banjir di sembilan titik jalan nasional sepanjang 2.150 meter, yakni di lima titik Ruas Jalan Sila - Talabiu, dua titik di Ruas Jalan talabiu, dan dua titik di Ruas Jalan Batas Kota Dompu - Sila.

Di samping itu terdapat enam jembatan rusak yakni Jembatan Leu, Jembatan Rade, Jembatan Woro, Jembatan Campa, jembatan Sig Rato dan Jembatan Rasabo.

Endra mengatakan, penanganan tanggap darurat yang dilakukan yakni mobilisasi enam mobil tangki air, pembersihan sedimentasi, dan material bawaan banjir pada jalan dan jembatan serta inventarisasi kerusakan.***

Editor: Babah Pram

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler