POTENSIBISNIS - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi(BPPTG) menyampaikan suara guguran terdengar sembilan kali dari Gunung Merapi.
Hal tersebut diketahui berdasarkan periode pengamatan pada Senin 23 November 2020 mulai pukul 00.00-24.00 WIB
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, suara guguran Gunung Merapi aktif itu terdengar dengan intensitas lemah hingga keras.
Baca Juga: Peringatan Hari Guru Nasional, Puan Maharani: Kesejahteraan Para Guru Perlu Diperhatikan
Baca Juga: Nikmati Gratis Ongkir Sepuasnya dan Cashback Kilat di Shopee Gajian Sale!
Suara guguran dari Gunung Merapi itu terdengar di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan dan PGM Kaliurang, Sleaman, D.I Yogyakarta.
Pada periode itu, BPPTKG juga mencatatkan jumlah gempa Gunung Merapi
1. 33 kali gempa guguran,
2. 398 kali gempa fase banyak
3. 37 gempa vulkanik dangkal
4. 83 kali gempa hembusan, dan
5. 3 kali gempa tektonik
Baca Juga: Siapa Tino Sidin Sebenarnya? Google Doodle Hari Ini 25 November Ubah Tampilan dengan Sosok Tersebut
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tebal dan ketinggian 50 meter di atas puncak.
Laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance meansurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari.
BPPTKG hingga saat masih mempertahankan stastus Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Baca Juga: Mata Najwa Hari Ini 25 November: 'Aksi Pasukan di Ibu Kota' Live Streaming Trans 7 atau TV Online
Potensi Bahaya akibat erupsi Gunung Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilo meter dari puncak.
Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPKG pun meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi, dilansir ANTARA.***