Membuat MPASI Tak Bisa Asal-Asalan, Ini Strategi Terbaik Memberikan Pendamping ASI untuk Bayi

- 14 Januari 2021, 06:05 WIB
Ilustrasi mengolah wortel untuk MPASI
Ilustrasi mengolah wortel untuk MPASI /Pixabay/avitalchn

POTENSIBISNIS - Bayi tumbuh dengan sehat menjadi dambaan setiap orang tua. Berbagai cara dilakukan supaya perkembangan sang buah hati sesuai harapan.

Asupan makanan adalah faktor penting guna mewujudkan anak yang berkualitas. Berawal dari Air Susu Ibu (ASI) hingga makanan pendamping harus diperhatikan.

Informasi dari laman resmi Kementerian Kesehatan menuliskan, ada strategi dalam Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA).

Baca Juga: Kemkominfo Menjamin Keamanan Pengisian Data Vaksinasi Covid-19 di PeduliLindungi

Orang tua harus memahami standar emas PMBA, yakni melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan ASI eksklusif, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI), dan meneruskan pemberian ASI sampai usia anak 2 tahun.

Sebab, setelah berusia 6 bulan, ASI saja tidak cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi, maka perlu adanya makanan pendamping atau MPASI.

Karena, ASI bagi bayi usia 6 bulan hanya memenuhi 2/3 dari kecukupan gizi bayi. Sementara pada usia 1 tahun hanya 1/3 dari kebutuhan gizi anak.

Baca Juga: Usai Pengumuman dan Pendataan, Jasa Raharja Siap Bayarkan Santunan Korban Sriwijaya Air SJ-182

Namun, orang tua juga tak bisa sembarangan memberikan MPASI bagi bayi atau anak. Data dari global standard infant and young child feeding, MPASI wajib memenuhi syarat.

Ketentuannya adalah :

Timely atau tepat waktu : MPASI bisa diberikan saat kebutuhan energi dan zat gizi lain melebih yang didapat dari ASI.

Adekuat (Adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein dan zat gizi mikro

Aman (Safe) : Penyimpanan, penyiapan dan sewaktu diberikan MPASI harus higenis.

Tepat cara pemberian (Properly) : MPASI diberikan sejalan dengan tanda lapar dan nafsu makan yang ditunjukan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai dengan usia bayi.

Tak hanya itu, keterampilan sang ibu juga menjadi faktor keberhasilan dalam pertumbuhan buah hatinya.

Sebab, keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan MPASI harus ditunjang komitmen ibu.
Selain itu, peran ayah dan dukungan keluarga pun ikut andil dalam perkembangan bayi.

Semua harus memahami asupan gizi bayi.
Langkah ini penting buat bayi dan anak sebab ASI merupakan makan terbaik buat bayi, fungsinya pun tak tergantikan oleh makanan lainnya.

Anak yang mendapatkan ASI eksklusif dan pola asuh yang tepat akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit.

Selain itu, pemberian ASI mampu mempererat ikatan emosional antara ibu dan anak sehingga diharapkan akan menjadi anak dengan ketahanan pribadi yang mampu mandiri.

Beberapa data kajian dan fakta global dalam The Lancet Breastfeeding Series tahun 2016 membuktikan bahwa ASI eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88 persen pada bayi berusia kurang dari 3 bulan.

Lebih jauh lagi beberapa studi menyebutkan bahwa dalam upaya pencegahan berat bayi lahir rendah (BBLR), stunting dan meningkatkan inisiasi menyusu dini (IMD).

ASI eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis.

Menyusui tidak hanya menurunkan angka kematian bayi, tetapi juga dapat menurunkan risiko kegemukan hingga 10 persen (Lancet, 2016). ***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x