Network
POTENSI BISNIS - Upaya persiapan percepatan penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2022 terus dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, pihaknya terus mengupayakan agar BSU 2022 itu mulai disalurkan pada September ini.
"Kemenaker terus menyiapkan dan memfinalkan segala hal teknis untuk proses penyaluran BSU 2022. Kami terus berupaya agar bantuan subsidi ini dapat tersalurkan September 2022," kata Ida Fauziyah, dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Penularan Cacar Monyet Lebih Mudah Ketimbang Covid-19, Menkes Sebut Gejalanya Berbeda
Ida Fauziyah mengatakan, beberapa langkah-langkah yang tengah dilakukan untuk persiapan penyaluran subsidi gaji.
Di antaranya penyelesaian administrasi keuangan, dan anggaran untuk pengalokasian dana BSU serta memfinalkan regulasi berupa Permenaker tentang Penyaluran BSU.
Selain itu, dilakukan juga koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait pemadanan data, di antaranya dengan BKN, TNI/Polri agar BSU ini tidak tersalurkan kepada ASN, Anggota TNI maupun Polri.
Baca Juga: Tak Perlu Beli Obat, Inilah Cara Ampuh Hilangkan Jerawat sesuai Anjuran dr. Zaidul Akbar
Kemenaker juga melakukan koordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan terkait data calon penerima BSU 2022.
Kemudian dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dan Pos Indonesia juga dijalin terkait teknis penyaluran subsidi gaji ini.
"Pada hakikatnya Kemenaker akan mempercepat proses ini untuk menjamin ketepatan dan akuntabilitas penyaluran BSU tersebut," ucapnya.
Baca Juga: Arya Saloka Dikabarkan Kembali, Sang Penulis Beri Bocoran Ikatan Cinta akan Tamat
BSU 2022 ini merupakan satu di antara bantuan sosial (bansos) yang dikeluarkan pemerintah dengan Presiden Joko Widodo menginstruksikan bantuan itu akan diberikan kepada 16 juta pekerja yang memiliki gaji maksimal 3,5 juta per bulan.
Total anggaran Rp9,6 triliun akan diperuntukan bagi BSU 2022. Para calon penerima itu akan mendapat bantuan sebesar Rp600 ribu per orang.
BSU 2022 diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat yang terdampak lonjakan harga yang terjadi secara global.***
