Jelang Ramadan, Daging Sapi di Prediksi Naik, Mendag: Mensubtitusi Harga yang Mahal dengan Daging Beku

- 16 Maret 2021, 11:18 WIB
ilustrasi: Pedagang daging sapi melayani pembeli di kios daging Pasar Modern BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
ilustrasi: Pedagang daging sapi melayani pembeli di kios daging Pasar Modern BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. /ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj/ANTARA FOTO

 
 
POTENSI BISNIS - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menghadiri konferensi pers secara virtual mengenai stabilisasi harga dan ketersediaan stok barang kebutuhan pokok (bapok), Jakarta pada Senin, 15 Maret 2021.
 
Dalam konferensi tersebut, mendag berupaya agar stok dan harga bapok aman menjelang ramadhan. 
 
Terutama untuk komoditas daging, kebutuhan daging sapi menjelang Ramdan akan naik dan tentunya akan berimbas pada kenaikan harga di pasar.
 
 
 
Meskipun kenaikan di prediksi tidak bisa untuk dihindari, akan tetapi Mendag beserta jajarannya berupaya untuk menstabilkan harga daging sapi.
 
“Saya ingin utarakan bahwa harga ini akan naik. Tapi, mudah-mudahan persiapan yang dilakukan oleh Kemendag, kenaikan itu bisa lebih dijangkau karena memang situasi dunia yang tidak menentu,” ujar Mendag Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin 15 Maret 2021.
 
Mahalnya harga daging sapi ini disebabkan karena faktor kebakaran hutan di Australia yang terjadi pada 2019 lalu.
 
 
 
Kebakaran hutan tersebut memengaruhi struktur ekspor daging sapi yang mengakibatkan harga sapi di Australia melonjak jika sampai di Indonesia.
 
"Karena harganya tinggi di Australia, maka sampai Indonesia juga jadi tinggi,” pungkasnya.
 
Lebih lanjut, Mendag Lutfi menjelaskan upaya dari pemerintah saai ini adalah dengan mensubstitusi harga sapi yang sudah mahal dengan daging sapi beku.
 
 
 
Cara tersebut disinyalir bisa memenuhi kebutuhan sapi untuk masyarakat Indonesia di tengah melonjaknya harga.
 
Selain itu, Mendag Lutfi juga menyampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag akan memobilisasi ketersediaan daging sapi nasional, terutama untuk wilayah Kalimantan Barat dan Jawa Timur.
 
Menurut keterangannya Mendag Lutfi, saat ini impor yang sudah berjalan adalah impor daging kerbau dari India yang jumlahnya 80.000 ton, dan 2000 ton daging dari Brazil yang di amanatkan pada PT Berdikari.
 
Upaya tersebut diharapkan dapat menekan harga sapi jelang Ramadhan nanti yang di prediksi akan melonjak.
 
Indonesia merupakan pengimpor terbesar daging sapi dari Australia, sehingga secara struktur hukum RI hanya bisa mengimpor daging sapi dari Australi.
 
Negeri kangguru disinyalir merupakan pemasok daging dan sapi yang andal.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Kemendag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah