Untungnya, program Community Development di sekitar wilayah operasi Pertagas selalu berdasarkan pada pemetaan permasalahan sosial atau social mapping hingga penyusunan peta jalannya.
Dari peta jalan tersebut, perusahaan bisa mengasumsikan jangka waktu pelaksanaan program.
Misalnya 3 tahun atau 5 tahun, agar bisa berkelanjutan hingga ke fase kemandirian.
Dengan begitu, program dapat terus memberi manfaat bagi masyarakat penerima manfaat.
Bahkan, ketika Pertagas tak lagi mendampingi karena perusahaan juga sudah memiliki exit strategy.
Selama pandemi tahun ini, seluruh program CSR Pertagas juga dilakukan pemetaan ulang dan dievaluasi lagi. Disesuaikan dengan peta jalan dari masing-masing program.
Setelah ini, baru diputuskan apakah tetap jalan, ditunda dulu atau bahkan disetop.
Sebagai contoh program untuk Kotugres, semula ada rencana tahun 2020 ingin buat ajang fashion show.
Jadi pihak ESMOD akan memfasilitasi teman Kotugres ikut menampilkan karyanya dalam ajang fashion show di Jakarta. Tetapi karena pandemi dievaluasi lagi.
Namun, Pertagas patut berbangga karena bersama ESMOD mampu merumuskan modul pelatihan yang bisa menjadi cara baru di masa kenormalan baru nanti.