Sandi : Startup dan UMKM Harus Berinovasi Guna Bertahan di Tengah Kondisi Pandemi

- 22 Agustus 2020, 21:57 WIB
Sandiaga Salahudin Uno
Sandiaga Salahudin Uno /Twitter/@sandiuno

POTENSI BISNIS - Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno menilai sejumlah peluang usaha masih dijalankan, meski di tengah kondisi pandemi Covid-19 dengan segala keterbatasan saat ini.

Dirinya pun meminta Sartup dan UMKM untuk tidak menyerah dalam menghadapi kondisi saat ini.

Guna bertahan di tengah pandemi ini, kata Sandi, inovasi merupakan salah satu kunci bagaimana upaya bertahan bagi semua bidang usaha.

Baca Juga: Kamera 140 MP, Inilah 4 HP Vivo X Series yang Memiliki Resolusi Kamera Super Besar

"Kuncinya innovation fast, pada masa pandemi ini bagaimana kita berinovasi secara cepat dan mampu untuk menjawab tantangan yang kita hadapi," kata Sandi pada acara diskusi bertajuk Key Steps for Sartup to Survive Catastrophe, yang di adakan oleh Universitas Airlangga, pada Sabtu 22 Agustus 2020.

Sandi pun menekankan, dari setiap langkah bagi seorang pengusaha ialah dengan terus hadirnya sebuah inovasi. Meski, dirinya pun memahami keadaan publik yang dibebani masalah pangan, biaya listrik, hingga biaya kuota internet dan pulsa. Akan tetapi, dirinya percaya bahwa masih terdapat solusi atas masalah tersebut.

Tidak hanya itu, dia juga mengingatkan bahwa Indonesia masih menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk produk pertanian dan barang konsumsi. Bahkan, nilai transaksi penjualan online atau e-commerce di Indonesia mencapai US$21 miliar sekitar Rp309 triliun, sehingga menjadi yang terbesar di ASEAN.

Baca Juga: Bantuan Rp600 Ribu Segera Cair, Cek Dulu Kepesertaan Anda di BP Jamsostek di Sini

"Untuk mengembangkan usaha tentunya kita harus menentukan tingkat risiko kesehatan dari setiap jenis pekerjaan. Tentukan juga tingkat risiko kesegaran dengan mengidentifikasi pekerjaan mana yang intensitas kontak atau persentuhannya tinggi. Selanjutnya, tentukan juga jenis pekerjaan yang berpengaruh besar pada perekonomian," ujarnya.

Sebagaimana PotensiBisnis.com melansir Wartaekonomi, Sandi menyebut jika seluruh produk e-commerce justru didominasi komoditas dari Tiongkok. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dihadapi bersama, baik pemerintah maupun kalangan pengusaha.

Dirinya menjelaskan bahwa saat ini startup, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Untuk itu, UMKM harus dibenahi untuk memperbaiki ekonomi Indonesia.

"Siapa yang harus menghadirkan solusi tersebut, ya kita semua harus siap dan menghadirkan berbagai inovasi," pungkasnya.

Di sisi lain, Sandi memprediksi bisnis penyediaan ventilator, obat-obatan penanganan Covid-19, vaksin, hingga jamu bakal terus berkembang ke depan. Selain itu, usaha terkait telekonferensi dan bisnis digital dianggap tetap menjanjikan.

Usaha sektor hukum dan industri berbasis energi ramah lingkungan, baik energi baru dan energi terbarukan juga dipercaya tetap dapat hidup.

"Ini semua merupakan bagian dari tiga tren utama yang hadir dan terakserealisasi oleh Covid-19," ujarnya.

Sementara itu, anggota komisi XI DPR dari Fraksi Gerindra Kamrussamad menegaskan, selama pandemi, terjadi peningkatan dari e-commerce. Selain dari starup di bidang penjualan, ada peningkatan hingga 300% dari startup di bidang kesehatan.

"Kalau yang jatuh tentunya ada travel karena ada peningkatan refund sehingga sangat merugikan," katanya.

Pembayaran digital juga makin meningkat, lanjutnya, begitu juga dengan telemedik dan ada juga dengan pegiriman produk e-commerce.

"Ada juga penjualan sayur dan buah juga ada peningkatan sehingga ini menjadi oportunity untuk dikembangkan," tandasnya.

Kamrussamad mengapresiasi langkah Unair yang telah mengembangkan vaksin untuk Covid-19. Untuk itu ia menilai, buat apa Indonesia impor vaksin dari luar sehingga biaya yang akan dikeluarkan juga akan lebih mahal.

"Harusnya kita kembangkan apa yang kita punya, jangan ambil vaksin dari luar," katanya.
Dari data yang didapatnya, kata dia, Unair telah melakukan berbagai penelitian terkait pandemi Covid-19 sebagai langkah awal.

Selain itu, Unair mengambil peran penting dalam penanganan pandemi lewat Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) sebagai unit pelayanan rujukan pasien terkonfirmasi Covid-19, serta Rumah Sakit Penyakit Tropik Infeksi 'Tropical Disease Research Center' sebagai pusat penelitian berbagai penyakit. Hal ini tentunya bisa menjadi suatu hal yang mengubah perekonomian Indonesia.***

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x