Peka pada Potensi Bisnis jadi Modal UMKM Bangkit dari Keterpurukan Efek Covid-19

- 1 Agustus 2020, 23:00 WIB
Ilustrasi: UMKM ditengah Covid-19/kkn-unram2020/
Ilustrasi: UMKM ditengah Covid-19/kkn-unram2020/ /kkn.unram.ac.id

POTENSI BISNIS - Peka pada setiap peluang bisnis menjadi modal untuk bisa bangkit dari keterpurukan di masa Pandemi Covid-19 ini.

Ada beberapa cara yang harus menjadi perhatian pelaku UMKM agar potensi bisnis menghasilkan apa yang diharapkan.

Dikitup Potensi-Bisnis.com dari Pikiran-Rakyat.com: "Ingin Segera Bangkit di Era New Normal? UMKM Harus Lakukan Ini", pandemi Covid-19 memang sukses memukul sektor perekonomian, tak terkecuali usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dalam kondisi ini, UMKM jangan larut dalam keterpurukan.

Baca Juga: Langkah Mudah Menganalisis Kebutuhan Pasar bagi Pemula dalam Berbisnis

Demikian diungkapkan Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, melalui siaran pers yang diterima Pikiran-rakyat.com, Jumat, 25 Juli 2020.

Menurut dia, UMKM harus jeli melirik peluang yang hadir di tengah pandemi dan segera bangkit untuk keluar dari keterpurukan.

"Pandemi justru harus dijadikan sebagai motivasi untuk menciptakan sebuah kesempatan," ujarnya.

Menurut dia, UMKM dan masyarakat pada umumnya harus mengatur rasa khawatir dan segera menciptakan beragam strategi atau perencanaan untuk masa depan.

Jadikan situasi pandemi sebagai suatu kesempatan untuk belajar dan bertransformasi menjadi lebih baik lagi.

"Hal yang kalah penting adalah perencanaan. Buat perencanaan, termasuk perencanaan keuangan," ujarnya.

Amar Bank sendiri, menurut dia, melalui Tunaiku, menjadikan pandemi sebagai peluang bagi ekosistem financial technology (fintech).

Ia mengatakan, pada masa masa pandemi ini kebutuhan solusi keuangan terus menanjak.

Baca Juga: Abdurrahman Bin Auf, Cara Kaya Tanpa Modal

Satu di antara pelaku UMKM songket, Dharmawan, mengatakan, pandemi membuat usahanya terpukul, anjlok hingga 90 persen.

Jika biasanya ia bisa mendapatkan 10-15 orderan, saat ini untuk menjual 1-2 baju pun sulit.

"Dalam kondisi seperti ini kan orang menuhin kebutuhan makanan minuman dulu, baju belakangan. Pemasaran juga bergeser dari offline ke online," tuturnya.

Namun, setelah Lebaran permintaan berangsur membaik.
Dan dalam kondisi seperti ini, menurut dia, tentu pihaknya membutuhkan solusi permodalan untuk bisa kembali bangkit.

"Dalam kondisi ini yang harus dilakukan adalah jeli melihat setiap peluang yang hadir. Dengan bantuan pembiayaan dan kejeliam dalam membidik peluang, UMKM pasti berpeluang besar untuk bisa segera bangkit," ujarnya.

Sementara itu, memasuki usia keenam tahun, Tunaiku menggelar #BersamaTunaiku #6thBerbagiSenyum melalui media sosial. Program tersebut sudah berlangsung pada 27 Juni-17 Juli 2020.

Vishal mengatakan, selama 6 tahun hadir di Indonesia, pihaknya sudah membantu kehidupan lebih dari 360.000 masyarakat di Indonesia. Total pendanaan yang sudah disalurkan mencapai lebih dari Rp4 triliun.

Hadir pada 16 kota besar di Indonesia, Tunaiku telah diunduh lebih dari 4,6 juta kali. Adapun tiga kategori utama pinjaman Tunaiku adalah renovasi rumah dengan jumlah lebih dari 140 ribu senyuman, modal usaha dengan lebih dari 100 ribu senyuman, dan biaya pendidikan lebih dari 45 ribu senyuman.

"Melalui Tunaiku, Amar Bank berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target inklusi keuangan Indonesia sebesar 90% pada 2024," tutur Vishal.***

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x