Magot Lalat BSF, Anwar Jasir: Bisa Dimanfaatkan untuk Pakan Ternak atau Pelet Ikan hingga Bisnis

- 29 November 2020, 17:31 WIB
Magot atau Larva lalat BSF  yang ditunjukkan Anwar Jasir.*
Magot atau Larva lalat BSF yang ditunjukkan Anwar Jasir.* /PotensiBisnis.com

POTENSIBISNIS - Siklus Black Soldier Fly (BSF) atau lalat yang dapat dikembangbiakan bahkan sudah ada yang membudidayakan dan dijual.

Artinya, hal tersebut akan menjadi potensi bisnis di masa pandemi Covid-19 saat ini. Langkah-langkah membudidayakannya pun tak begitu sulit.

Namun sebelum ke langkah-langkah membudidayakan lalat BSF tersebut, Anda perlu mengetahui apa itu lalat BSF.

Baca Juga: Chelsea vs Tottenham Live Streaming TV Online Liga Inggris Mola TV dan NET TV Malam Ini

Lalat BSF atau Hermetia Illucens hidup dan berkembang di benua Amerika sejak 2011. Namun sekarang lalat BSF ini sudah tersebar hampir seluruh dunia.

Lalat BSF ini juga ditemukan di Indonesia, tepatnya di Maluku dan Irian Jaya yang merupakan salah satu ekosistem alamnya.

Bahkan, lalat BSF ini mudah dikembangkan karena sifatnya tak terpengaruh pada musim. Akan tetapi lebih aktif pada kondisi hangat.

Lalat BSF ini memiliki ukuran dewasa panjang antara 12-20 mm dengan rentang sayap lebar 8-14 mm.

Baca Juga: Southampton vs Man United Liga Inggris Malam Ini: Berikut Prediksi Susunan Pemain

Lalat BSF dewasa memiliki warna hitam dengan kaki berwarna putih pada bagian bawah, yang memiliki antena di kepala teridiri dari tiga segmen.

Biasanya, antena pada lalat BSF dewasa akan dua kali lebih panjang dari kepalanya. Untuk perbedaan jenis jantan dan betina ialah dari tubuhnya.

Jika lalat BSF betina ini memiliki tubuh lebih besar dari pejantan, dan ukuran ruas pada perutnya lebih kecil dibanding pejantannya.

Kemudian lalat BSF dewasa berumur relatif pendek yakni 4-8 hari, sehingga betina dan jantan dewasa akan dapat kawin setelah berumur 2 hari.

Baca Juga: Imbas Kasus Habib Rizieq, Rumah Sakit UMMI Bogor Terancam Ditutup

Setelah terjadi perkawinan, lalat BSF jantan akan mati, dan sang betina pun setelah bertelur dan mengeluarkan sebanyak 500-900 butir juga akan mati.

Salah seorang pembudidaya lalat BSF, Anwar Jasir mengatakan, selamat ini sumber pakan ternak dan pelet ikan ialah tepung ikan sebagai sumber protein.

"Ternyata industri ternak pelet ikan di Indonesia masih tergantung pada tepung ikan impor dari Amerika Latin yaitu Chili dan Peru," kata Anwar saat ditemui di lokasi budidaya lalat BSF, Desa Cipadung, Cibiru pada Sabtu 28 November 2020.

Berdasarkan data loka riset budidaya ikan hiar air tawar, bahwa impor tepung Indonesia mencapai $200 juta dolar setiap tahunnya.

Itu dilakukan setiap kurun waktu 2010-2018, padahal kebutuhan tepung ikan untuk pakan di Indonesia terus naik.

Baca Juga: Rizieq Shihab Kabur RS Ummi Enggan Bertanggung Jawab, Polisi Langsung Lakukan Penyelidikan

"Oleh karean itu, Magot (larva) lalat BSF menjadi pilihan yang baik sebagai pakan ternak dan pelet ikan. Selain biayanya murah, larva atau Magot lalat BSF ini memiliki kandungan nutrisi mencapai 45-50 persen, dan lemak 24-30 persen," sambungnya.

Dikatakannya, Magot ini tak mudah terpengaruh mikroorganisme dan tak mudah terjangkit parasit. Bahkan Magot sendiri mengandung anti mikroba dan anti jamur, sehingga apabila dikonsumsi pada ikan akan tahan terhadap penyakit akibat bakteri dan jamur.

"Magot BSF ini cukup aman bagi kesehatan manusia, disamping dapat mengurangi populasi lalat di rumah, juga dapat mereduksi kontaminasi limbah terhadap bakteri patogenik echerichia coli. Dengan demikina larva atau magot BSF selain dapat mengurai sampah dalam jumlah besar, secara otomatis juga dapat menghilangkan bau busuk yang ditimbulkan sampah," ucapnya.

Oleh karena itu, kata Anwar sebagai upaya mengurai sampah organik dengan membudidayakan siklus lalat BSF dapat menjadi usaha bisnis pula.

"Pasalnya, jual beli larva atau Magot ini pun sangat mudah ditemukan di sejumlah e-commerce," terangnya.

Adapun langkah untuk mengawali budidaya Magot atau larva lalat BSF buat rumah siklus BSF dengan kriteria berikut;

Siklus hidup lalat BSF mulai dari telur, larva, prepua, pupa hingga lalat. Oleh karenanya untuk dapat menyempurnakan siklus tersebut harus dibuatkan rumah siklusnya sehingga dapat berkelanjutan.

Perlu diperhatikan, rumah siklus BSF harus menerima sinar matahari langsung dengan kondisi suhu yang harus terjaga 50 derajat, tentunya harus aman dari predator seperti Tiku, Kadal, dan binatang lainnya.

Siapkan jaring kerap dengan ketinggian 2 meter, lebar bisa disesuaikan dengan kapasitas lalat BSF itu sendiri.

Untuk kelengkapannya, pertama harus ada Biopond yang berguna sebagai tempat metaporposis, kedua sediakan tempat minum agar tidak dehidrasi, lalu harus ada kerakas daun pisang atau kelapa sebagai tempat hinggapnya.

Tanaman dalam pot untuk oksigen, sediakan atrakan tempat bertelur lalat BSF tersebut. Kemudian Biopond tempat penetasan telurnya, sedangkan Biopond tempat untuk larva atau Magot harus terpisah di luar rumah siklus tersebut.***

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah