Finari Manan : UMKM Berkontribusi dalam PEN Maka Perlu Didorong untuk Menembus Pasar Internasional

21 September 2020, 19:06 WIB
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) optimistis target digitalisasi 10 juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tahun ini bakal tercapai.* //Pexels/ Min An

POTENSI BISNIS - Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta Finari Manan menyatakan, Pemerintah pusat saat ini tengah menggalakkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yakni program tersebut bertujuan untuk meminimalkan dampak Covid-19.

Sebab sudah lebih dari enam bulan pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia yang mengakibatkan lamban laju perekonomian di tanan air saat ini.

Menurutnya, salah satu aksi dari program PEN yaitu mendorong produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menembus pasar internasional.

Baca Juga: 5 Cara Jitu Belanja Aman di Pasar Swalayan Saat PSBB

"Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF), hampir sebesar 60 persen kontribusi UMKM memberikan pengaruh terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Nasional, sehingga upaya mendorong potensi ekspor produk UMKM ini benar-benar perlu dimaksimalkan," kata Finari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 21 September 2020.

Finari mengatakan, salah satu langkah yang diambil Bea Cukai Soekarno Hatta adalah berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Banten, Karantina Pertanian Soekarno-Hatta, PT Andalan Ekspor Indonesia (AeXI), serta perwakilan pelaku UMKM.

Mereka mengadakan rapat lintas sektor dengan agenda pembahasan mendorong produk UMKM menuju ranah ekspor pada tanggal 7 September 2020 lalu.

Baca Juga: Tiket Kereta Api Siliwangi Cipeuyeum-Cipatat Digratiskan oleh PT KAI Hingga Akhir Bulan ini

Dalam rapat tersebut, Finari memaparkan materi mengenai peran UMKM dalam mendongkrak angka ekonomi daerah setempat, bahkan sampai skala nasional.

"Kita bersama-sama menghadiri rapat saat itu, rapat lintas sektor, ada Bea Cukai, ada Karantina Pertanian, ada Pemerintah Daerah, ada perwakilan swasta, ada pelaku UMKM-nya juga. Komitmen kita bersama, pasti bisa wujudkan produk UMKM tembus pasar internasional," ujarnya.

Dalam rapat tersebut, kata Finari, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten, Babar Suharyo, mengemukakan bahwa potensi produk UMKM daerah setempat adalah hasil olahan pertanian.

Saat ini, terdapat dua komoditas unggulan, yaitu olahan kelapa hijau dengan merek Bantenese Coco dan gula semut dengan merek Kawung Lebak. Sebagaimana dilansir PotensiBisnis.com dari Wartaekonomi.

Baca Juga: Sepekan PSBB DKI Jakarta, Volume Kendaraan Alami Penururnan Hingga 19 Persen

Namun, Finari menyebutkan, seperti yang dipaparkan Direktur PT AeXI, Luthfi Ginanjar, di rapat, terdapat beberapa kendala yang perlu dituntaskan terlebih dahulu.

"Kendalanya adalah pengelolaan sumber daya manusia (SDM) pelaku UMKM, membuka akses pasar global, pembiayaan modal usaha, regulasi dari instansi penerbit perizinan, dan perihal logistik. Kendati demikian, kami tetap optimis melalui pertemuan seperti ini dapat menciptakan solusi yang inovatif," pungkasnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler