Potensi Bisnis: Dwi Rahayu Pengusaha Cokelat di Yogyakarta yang Sukses Berdayakan Petani Kakao

- 14 November 2020, 10:39 WIB
Ilustrasi kakao: Dwi Murtuti Rahayu pengusaha cokelat asal Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ilustrasi kakao: Dwi Murtuti Rahayu pengusaha cokelat asal Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). /pixabay/HOLIET /

Setelah KWT Pawon Gendis berdiri, Dwi kembali memiliki ide untuk mengolah pegagan secara unik: dicampur dengan cokelat.

Diberitakan "Berjuang Bak Pahlawan, Pengusaha Coklat Ini Sukses Berdayakan Petani Kakao", ide ini lantas segera direalisasikan, hingga akhirnya KWT Pawon Gendis memproduksi berbagai kudapan berbahan pegagan dan cokelat seperti permen, bubuk, serta cemilan.

“Won.Dis Cokelat ini unit usaha saya pribadi, tapi menjadi satu kekayaan unit usaha di KWT Pawon Gendis. Bisnis saya itu utamanya sebagai produsen olahan kakao. Pengembangan dari usaha itu karena banyaknya pengunjung yang datang, baik itu untuk membeli oleh-oleh atau edukasi mengenai tanaman pangan lokal,” kata Dwi ketika dihubungi baru-baru ini.

Inovasi Dwi mengolah cokelat berbahan pegagan berbuah manis. Produk tersebut lambat laun mulai diminati banyak orang.

Hingga puncaknya, pada 2015 cokelat pegagan produksi KWT Pawon Gendis mulai dikenal sebagai makanan oleh-oleh khas Kulon Progo.

Baca Juga: Potensi Bisnis: 7 Jenis Ikan Konsumsi Berikut ini, Mudah untuk Dibudidayakan Di Kolam Tambak

Karena popularitasnya meningkat, omzet Won.Dis Cokelat pun menanjak. Pada waktu normal, Dwi mengaku bisa mengantongi omzet Rp50 juta dari penjualan seluruh produk olahan kakao miliknya.

Dari bisnisnya yang dirintis, kini Dwi telah banyak membantu para petani kakao dan juga tetangganya yang tergabung dalam KWT Pawon Gendis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dwi menyerap hasil panen para petani guna dijadikan bahan baku dalam pembuatan coklat.

“Terus terkait bahan baku kami juga menjalin kerjasama dengan petani kakao dan sampai saat ini mampu memberi motivasi para petani kakao, yang dulu sempat tanamannya dianggap tidak mempunyai nilai, tidak menghasilkan dan sekarang saya dapat memberi motivasi untuk kembali merawat tanamannya, sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panennya,” ungkap Dwi.

Pemberdayaan yang dilakukan oleh Dwi memacu motivasi para petani lokal untuk lebih meningkatkan kualitas hasil panen kakaonya. Setidaknya ada 70 orang petani kakao lokal yang digandeng Dwi.

Halaman:

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x