Adapun kerusuhan tersebut, berawal saat ribuah suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya.
Pemain Persebaya pun langsung meninggalkan lapangan, dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polisi, barracuda.
Baca Juga: IKATAN CINTA 2 Oktober 2022: Sienna Terpaksa Jadi Babu Elsa, Hidupnya Makin Menderita
Kerusuhan itu semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dari jumlah ribuan suporter Arema FC itu, petugas pun kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.
Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit untuk bernapas hingga membuat kepanikan di area stadion.
Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur pasca pertandingan Arema FC menjamu Persebaya Surabaya tersebut.***