Jelang Olimpiade Tokyo, IOC Masih Pertimbangkan Kebutuhan Medis untuk Para Tim

26 Mei 2021, 08:20 WIB
Menjelang penyeIenggaraan Olimpiade Yokyo, IOC masih mempertimbangkan kebutuhan medis untuk para tim supaya tidak membebani Jepang. /Instagram @tokyo2020

POTENSI BISNIS - Komite Olimpiade Internasional (IOC) masih mempertimbangkan kebutuhan medis untuk para tim menjelang Olimpiade Tokyo.

IOC masih merinci kebijakan di mana tim nasional menambahkan staf medis tambahan untuk Olimpiade Tokyo.

Hal ini dilakukan, agar tidak membebani Jepang yang sedang berjuang untuk mengatasi pandemi virus Corona.

Baca Juga: Profil Polwan Cantik yang Disebut akan Dijadikan Bodyguard Hotman Paris

Kepala Komisi Koordinasi IOC John Coates mengatakan, pekan lalu personel medis tambahan akan menjadi bagian dari delegasi Olimpiade asing.

"Tujuannya, untuk mendukung operasi medis dan penerapan penanggulangan Covid-19 di Olimpiade," kata John, Selasa 25 Mei 2021, dilansir dari Reuters.

Menurutnya, ada banyak profesional medis tambahan yang akan diterbangkan untuk Olimpiade atau berapa banyak yang harus dibawa masing-masing tim.

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK Rabu 26 Mei 2021: Hari Ini Masalah akan Selesai untuk Gemini, Taurus dan Aries

"IOC secara aktif bekerja dengan mitra Jepangnya di Komite Penyelenggara Tokyo 2020," ucapnya.

"Dengan Komite Olimpiade Nasional mengenai rincian kebijakan ini (menerbangkan personel medis tambahan)," ungkapnya.

"Kebijakan itu akan menjadi langkah lebih lanjut untuk memastikan Olimpiade Tokyo 2020 yang aman dan terjamin" lanjut John.

John menjelaskan, belum bisa menyebutkan kapan hal itu akan diselesaikan atau berapa banyak staf tambahan yang dibutuhkan.

Di samping itu, penyelenggara Olimpiade mengatakan Olimpiade, yang ditunda dari 2020 akan dilanjutkan dengan mengadopsi langkah-langkah keamanan yang ketat,

Termasuk memastikan atlet tidak bergaul dengan publik Jepang, tetapi ada penentangan yang meningkat terhadap Olimpiade yang akan dimulai pada 23 Juli 2021.

Beberapa jajak pendapat di Jepang menunjukkan mayoritas publik menentang penyelenggaraan Olimpiade saat terjadi pandemi.

Perdana Menteri Yoshihide Suga menyampaikan, semakin banyak investor di saham Jepang sekarang juga percaya jika membatalkan Olimpiade lebih baik untuk pasar.

Jepang telah mencatat sekitar 719 ribu kasus virus Corona baru.

Jumlahnya rendah dibandingkan dengan negara lain, tetapi sebagian besar negara tetap berada di bawah pembatasan darurat.

Karena sistem medis yang tegang dan dorongan vaksinasi Jepang lambat, dengan hanya 5 persen populasi yang diinokulasi.***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler