POTENSIBISNIS - Dalam dua bulan terakhir ini, Dolar AS jatuh ke terendah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya.
Masuk akhir perdagangan pada Sabtu, 7 November 2020, nilai dolar terus menurun. Hal itu dipicu ketika penghitungan suara untuk pemilihan AS yang kontroversial.
Dengan perpecahan di tengah elit yang merambat ke publikm membuat investor memperkirakan lebih banyak kerugian untuk mata uang AS.
Baca Juga: Perwira Marinir jadi Korban Jambret di Jakarta Sudah Diincar Tersangka, 2 Orang Diamankan Polisi
Fakta muncul saat investor bertaruh bahwa calon Demokrat Joe Biden akan menjadi presiden berikutnya. Namun kondisi di lapangan, Partai Republik mempertahankan kendali Senat, yang akan menyulitkan Demokrat untuk meloloskan paket bantuan virus corona yang lebih besar yang telah mereka dorong.
"Kami masih berpandangan bahwa ekonomi AS sedang melambat, dan itu terjadi pada dolar yang melemah secara nyata," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions seperti dikutip dari RRI.
Baca Juga: Orasi Pilpres Amerika Serikat Joe Biden: Kami Mungkin Lawan, tapi Kami Bukan Musuh
Pemerintah AS melaporkan, pengusaha mempekerjakan pekerja paling sedikit dalam lima bulan pada bulan Oktober.
Dengan kondisi itu menjadi catatan jika stimulus fiskal sebelumnya dan ledakan infeksi virus corona baru telah melemahkan pemulihan ekonomi AS.