Pilpres AS 2020: Biden Unggul atas Trump di Georgia dan Pennsylavania, Akan Melaju ke Gedung Putih?

- 6 November 2020, 21:49 WIB
Donald Trump menguji sejauh mana ia bisa menggunakan ornamen kepresidenan dalam menghadapi Joe Biden
Donald Trump menguji sejauh mana ia bisa menggunakan ornamen kepresidenan dalam menghadapi Joe Biden /Desy/Pikiran Rakyat Sumedang

POTENSIBISNIS - Kandidat calon Presiden dari Demokrat Joe Biden mendapatkan lebih banyak suara atas Presiden Donald Trump di Georgia dan Pennsylvania pada hari Jumat, 6 September 2020.

Sebelumnya, di mana Trump klaim bahwa suaranya telah dicuri. Pasalnya, Biden mengantongi 253 dan Trump meraih 214 di setiap negara-negara bagian pemilih dapat menentukan kemenangannya.

Hal ini terus berubah menuju ke 270 suara yang dibutuhkan untuk menentukan kemenangan di setiap negara bagian pemilih, di empat negara yang belum menentukan pilihan mereka.

Baca Juga: Jadwal MotoGP Eropa Lengkap Live Streaming Trans 7 dan Jam Tayang 8 November 2020

Biden berpeluang menjadi presiden selanjutnya dengan Pennsylvania atau dengan memenangkan dua dari tiga negara bagian, seperti Georgia, Nevada, dan Arizona.

Hal yang paling mungkin untuk Trump ialah dengan berpegang pada Pennsylvania dan Georgia juga untuk mengambil suara di Nevada ataupun Arizona.

Sementara di Pennsylvania yang memiliki 20 pemungutan suara, Biden memangkas keunggulan Trump yang sebelumnya dengan 18.000 suara dalam hitungan jam.

Sementara kekurangannya di Georgia yang mempunyai 16 pemungutan suara menurun hingga 450.

Baca Juga: Valentino Rossi Dinyatakan Negatif Covid-19, Bagaimana Peluangnya di MotoGP Eropa 2020 Pekan Ini?

Angka-angka tersebut telah diperkirakan sebelumnya untuk kemengangan Biden, dengan banyaknya surat suara dari wilayah-wilayah yang memilih Demokrat, termasuk kota-kota di Philadelphia dan Atlanta.

Sementara itu, sebelumnya Biden melihat keunggulannya di Arizona menurun ke angka 47.000 pada Jumat tadi, dan dia masih unggul di Nevada hanya dengan 12.000 suara.

Sebagai negara yang sedang cemas di tiga hari setelah pemilihan, Georgia dan Pennsylvania secara resmi mengekspresikan keoptimisan mereka.

Baca Juga: Gunung Merapi Siaga, Simak Beberapa Destinasi Wisata yang Ditutup Berikut ini

Bahwa mereka dapat menyelesaikan penghitungan di hari Jumat, sementara Arizona dan Nevada masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan keseluruhan suara mereka.

Trump telah mencari cara untuk menggambarkan kecurangan yang terjadi dalam penghitungan suara yang dilakukan melalui pos, hal ini didasari pada kekhwatiran banyak orang akan terpapar virus corona, jika melakukan pemungutan suara secara langsung.

Hingga Trump mengeluarkan beberapa twett pada Jumat dini hari, mengulangi keluhan yang dia tayangkan sebelumnya di Gedung Putih.

“Saya dengan mudah memenangkan Kepresidenan Amerika Serikat melalui suara yang sah,” katanya di Twitter, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Jadwal Liga Spanyol Barcelona, Atletico Madrid hingga Klasemen La Liga Menemani Weekend Anda

Twitter pun menandai postingan tersebut sebagai hal yang mungkin dapat menyesatkan/hoax.

Ini adalah hal yang telah dilakukan pihak Twitter terhadap banyak postingan Trump sejak hari pemilihan dimulai.

Sebelumnya Trump muncul di ruang rapat Gedung Putih pada Kamis malam dan tanpa dasar menuduh pemilu itu "dicuri" darinya.

Namun Trump tidak memberikan bukti, dia justru mengecam petugas pemilu dan mengkritik tajam pemungutan suara yang menurutnya telah dirancang untuk kemenangan Biden.

"Mereka mencoba untuk mencurangi pemilihan, dan kami tidak bisa membiarkan itu terjadi," ungkap Trump,

Di Gedung Putih sebelum pergi tanpa memberikan kesempatan bertanya. Beberapa jaringan TV memotong ucapannya, dengan pembawa berita yang mengatakan bahwa mereka perlu mengoreksi pernyataannya.

“Tidak ada yang akan mengambil demokrasi kita dari kita. Tidak sekarang, tidak selamanya,” jawab Biden pada Twitter.

Jika Biden benar-benar memenangkan Georgia, dia akan menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat pertama sejak Bill Clinton memenangkan Gedung Putih pada tahun 1992.

Pernyataan menghasut Trump mengikuti serangkaian postingan di Twitter darinya di hari sebelumnya yang menyerukan penghitungan suara untuk dihentikan.

Sementara itu Trump mengajukan banyak tuntutan hukum di beberapa negara bagian, meskipun hakim di Georgia dan Michigan dengan cepat menolak hal tersebut.

Pakar hukum mengatakan kasus-kasus itu memiliki peluang kecil untuk mempengaruhi hasil pemilu, dan penasihat hukum senior kampanye Biden Bob Bauer menyebut hal itu sebagai bagian dari kampanye misinformasi yang lebih luas.

Pemilu yang ketat menggaris bawahi perpecahan politik mendalam di negara itu. Pemenangnya akan menghadapi pandemi yang telah menewaskan lebih dari 234.000 orang Amerika.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah