Tedros menjelaskan, lonjakan kasus positif Covid-19 di dunia saat ini disebabkan paparan varian Omicron.
"Lonjakan besar dalam infeksi ini didorong oleh varian Omicron yang dengan cepat menggantikan delta di hampir semua negara," ujarnya.
Baca Juga: Makin Kuat dalam Inovasi Digital Banking, BRI Raih Berbagai Penghargaan
Menurut Teros, mayoritas orang yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia dengan Covid-19 tidak divaksinasi.
"Maka dari itu, jika penularan tidak dibatasi, ada risiko lebih besar varian baru kembali muncul yang bahkan bisa lebih menular, dan lebih mematikan dari Omicron," jelas Tedros.
Sebagai informasi, sebelumnya WHO menyampaikan, saat ini vaksin Covid-19 mungkin perlu diperbarui.
Baca Juga: Ratusan Kepala Keluarga di Lebak Banten Terpaksa Harus Kehilangan Tempat Tinggal
Hal itu sebaiknya dilakukan jika ingin memberikan perlindungan berkelanjutan terhadap varian-varian baru virus corona yang muncul, termasuk Omicron.
Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Komposisi Vaksin Covid-19 (TAG-CO-VAC), yang terdiri dari 18 ahli, mengatakan meskipun vaksin yang ada saat ini memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan kematian yang disebabkan oleh sejumlah varian Covid-19.
Intinya yang menjadi perhatian kedepannya vaksin dapat mencegah infeksi dan penularan perlu dikembangkan.***