Di samping itu, Wakil Ketua LADI Rheza Maulana Syahputra mengatakan, ada masalah administrasi dan pelaporan yang belum selesai sejak tahun 2017 dan tahun 2019.
Menurutnya, LADI memohon maaf kepada masyarakat Indonesia, dalam masa kepengurusannya yang baru tiga bulan ini belum cukup waktu untuk mengurai masalah bertahun-tahun sebelumnya.
"Bisa dikatakan ada miss komunikasi saat pergantian kepemimpinan dari LADI sebelumnya. Karena di tahun ini saja awal semester di enam bulan sudah tiga kali ganti kepengurusan," kata Rheza.
"Tidak ada tongkat estafet yang diberikan sehingga kami ini masih meraba-raba, darimana harus memulai, mau kemana, lalu apa saja masalah yang ada," ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Ikatan Sarjana Olahraga Republik Indonesia (ISORI), Prof Syahrial Bakhtiar merasa prihatin terkait sanksi badan anti doping dunia (WADA) terhadap Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).
Baca Juga: Tips Mendapatkan Kulit Sehat, Kenali dan Jaga Asupan Makanan
Menurutnya, adanya tekanan yang terus menyalahkan Kementrian Pemuda dan Olahraga khususnya pada Menpora ini seharusnya tak patut dilakukan.
Pasalnya, Menpora Zainudin Amali sudah membentuk Tim Akselerasi dan Investigasi terkait sanksi WADA dan membawa persoalan ini ke jalur hukum.
"Kami prihatin adanya pihak-pihak yang memberikan komentar memperkeruh keadaan padahal mereka sebenarnya belum mengetahui secara jelas dan pasti penyebab WADA memberikan sanksi terhadap LADI. Kita kan semua sudah mengetahui untuk menyelesaikan masalah ini Menpora Amali telah membetuk Tim Akselerasi dan Investigasi untuk secara cepat menyelesaikan sanksi WADA," kata Syahrial.***