POTENSI BISNIS - Di luar dugaan ternyata Arab Saudi sukses membuat harga minyak meroket.
Harga minyak berbalik naik dari kerugian sesi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).
Hal itu terjadi setelah produsen utama Arab Saudi menolak seruan untuk tambahan pasokan OPEC+, dan Badan Energi Internasional (IEA) yang mengatakan bahwa harga gas alam dapat meningkatkan permintaan minyak di antara pembangkit listrik.
Baca Juga: Cara AS Kurangi Pembelian Obligas hingga Mengelola Risiko Suku Bunga Jadi Tantangan Terbesar Bankir
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember terangkat 82 sen menjadi menetap di 84 dolar AS per barel, naik 1,0 persen.
Kondisi tersebut merupakan keseimbangan tertinggi sejak Oktober 2018.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November menguat 87 sen menjadi berakhir di 81,31 dolar AS per barel, mencatat rekor tertinggi tujuh tahun lainnya.
Baca Juga: Titi Kamal Ungkap Rasa Khawatir hingga Buka-bukaan Soal Kondisi Anak
Pasar sebagian besar peningkatan peningkatan besar yang tidak terduga dalam persediaan minyak mentah AS karena peningkatan produksi dalam periode yang umumnya lebih lambat untuk fasilitas tersebut.