Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko Minta yang Tersinggung Tidak Laporkan Pandji ke Polisi

- 21 Januari 2021, 12:45 WIB
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko. Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko Minta yang Tersinggung Tidak Laporkan Pandji ke Polisi, Ini Alasannya.
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko. Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko Minta yang Tersinggung Tidak Laporkan Pandji ke Polisi, Ini Alasannya. /Foto: Instagram @budimaninovator/

POTENSIBISNIS.COM - Perbincangan kontroversial komedian Pandji Pragiwaksono dalam sebuah acara virtualnya jadi sorotan di media sosial.

Pandji mengungkit apa yang dilakukan pemerintah membubarkan organisasi Front Pembela Islam (FPI).

Langkah tersebut menurut Pandji tidak tepat, karena justru akan muncul para simpatisan FPI dalam bentuk ormas yang berbeda.

Baca Juga: Pandji Pragiwaksono: Mohon Maaf Tonton Videonya, Itu Ucapan Sosiolog, Ini Jawaban Muannas

Dalam hal ini yang menjadi kontroversi adalah saat Pandji membandingkan FPI dengan ormas Islam lain, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Menanggapi apa yang dikatakan Pandji tersebut, politisi PDI Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko meminta publik, khususnya kader dari ormas Muhammadiyah dan NU yang tersinggung untuk tidak mengadukan Pandji ke polisi.

Menurut Budiman Sudjatmiko, pernyataan Pandji ini sangat mudah dibantah.

Baca Juga: DPR Gelar Paripurna Penetapan Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo

“Pernyataan Pandji sangat mudah dibantah dan harus dibantah," tulis Budiman lewat akun Twitter pribadinya pada Kamis, 21 Januari 2021.

Kata dia, apa yang dikatakan Pandji sangat retoris menunjukan keberpihakan-nya secara sadar

"Sangat retoris dan menunjukan keberpihakan-nya secara sadar. Meski mengutip pendapat orang lain, dia sudah mengambilnya sebagai pendapatnya juga. Itu haknya. Sebaiknya dibantah. Tapi tak usah diadukan ke polisi," tambahnya.

Baca Juga: Komjen Listyo Sigit Prabowo Disetujui Jadi Kapolri Sudah Siapkan Program 100 Hari Kerja

Di mata mantan anggota DPR itu, Pandji bukan orang yang b*d*h. Sehingga bisa untuk diajak berdebat.

"Di negara demokratis yg (yang) matang, argumen yang cerdas atas opini apapun jangan sampai dipidanakan," tulisnya.

“Jika lantas argumennya terbukti tak cerdas, itu juga bukan kejahatan, cuma menunjukkan kualitasnya,” demikian Budiman.

Sebelumnya, dalam perbincangan itu, Pandji mengutip pernyataan yang pernah disampaikan sosiolog, Thamrin Amal Tomagola yang menyebut ada banyak simpatisan FPI di kalangan bawah karena ormas yang sudah dinyatakan bubar itu selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan.

“Ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012, kalau misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, kemudian nggak bisa masuk, itu biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat. Dibikinin surat ke FPI, dibawa ke sekolah, itu anak bisa masuk, terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, tapi nolong warga gitu,” ujarnya.

“Kata Pak Tamrin Tomagola, pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau datang bisa. Nah, yang NU dan Muhammadiyah yang terlalu tinggi dan elitis, warga tuh ngga ke situ, warga justru ke FPI. Makanya mereka pada pro FPI, karena FPI ada ketika mereka butuhkan,” lanjut pria yang pernah jadi pembawa acara “Kena Deh” itu.***

Editor: Awang Dody Kardeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x