Sinyal Black Box Sriwijaya Air Terdeteksi, Ini Alasan Perburuan Alat Tersebut

- 12 Januari 2021, 12:05 WIB
Ilustrasi Black Box, kotak hitam berwarna oranye pengungkap kecelakaan pesawat udara, disebutkan Basarnas sudah temukan lokasi kotak hitam milik Sriwijaya Air SJ 182.
Ilustrasi Black Box, kotak hitam berwarna oranye pengungkap kecelakaan pesawat udara, disebutkan Basarnas sudah temukan lokasi kotak hitam milik Sriwijaya Air SJ 182. /Fixabay.Com/

POTENSIBISNIS – Setiap tragedi pesawat yang mengalami kecelakaan, perangkat yang selaku dicari adalah Kotak Hitam atau Black Box.

Itu pun dilakukan saat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Pulau Seribu.

Selain mengevakuasi korban, tim penyelamat juga memburu black box pesawat Boeing 737-524 tersebut. 

Baca Juga: Sempat Tak Beroperasi, Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Dipastikan Laik Mengudara

Di hari ketiga pencarian akhirnya sinyal dari Kotak Hitam atau Black Box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah diketahui titik keberadaannya.

Namun, apa sebenarnya black bos atau kotak hitam tersebut ?

Black box merupakan benda berwarna orange. Benda itu merupakan komponen perekam data elektronik yang menggunakan Cockpit Voice Recorder (CVR) atau Flight Data Recorder (FDR).

Baca Juga: Suami Nindy Ayunda Masih Jalani Pemeriksaan atas Dugaan Kasus Narkoba

Black Box yang dapat menampung CVR dan FDR dalam satu memori disebut Crash-Survivable Memory Unit (CSMU).

FDR atau Rekam data penerbangan, akan merekam data waktu, ketinggian, kecepatan angin, arah pesawat, pergerakan sayap, auto-pilot, bahan bakar, dan setiap keputusan pilot.

Black Box sendiri memiliki kapasitas menyimpan data penerbangan hingga 25 jam di data FDR.

Sedangkan CVR berfungsi untuk merekam percakapan dalam dek pesawat, serta suara transmisi radio hingga alarm otomatis selama kurang lebih dua jam.

Tidak hanya itu, CVR juga berguna untuk menghapus semua pesan suara dua jam sejak penerbangan terakhir.

Dengan data tersebut, pihak berwajib, khususnya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dapat gambaran bagaimana kondisi sebelum musibah terjadi. 

Meskipun dinamakan black box, dalam komponen fisik alat perekam pesawat ini hampir tidak ada yang berwarna hitam, namun orange. Alasannya tentu saja agar black box mudah ditemukan.

Disebut kotak hitam atau black box karena mengacu pada hal yang berwarna hitam akibat ledakan pembakaran saat terjadi kecelakaan.

Umumnya, alat rekam itu diletakkan di ekor pesawat. Hal tersebut berguna untuk mencegah kerusakan pada black box.

Black box memiliki baterai yang mampu bertahan kurang lebih 30 hari, namun sayangnya radius sinyal yang dimiliki black box tidak terlalu luas.

Hal tersebutlah yang menyebabkan pencariannya cukup sulit ditemukan saat terjadi kecelakaan pesawat, terlebih jika terjadi di laut. 

Tentang kekuatan saat mengalami benturan, black box pesawat telah melalui uji ketahanan fisik dengan cara dibenturkan ke dinding beton dengan kecepatan 750 kilometer per jam, dan menahan 2,25 ton selama lima menit, serta bertahan dalam suhu 1.100 derajat Celsius selama satu jam.

Hal tersebut tentu saja agar black box sesuai dengan fungsinya dapat tahan dengan beberapa hal saat terjadi kecelakaan dalam pesawat.

Ketika berhasil ditemukan, black box akan dibawa ke laboratorium untuk dilihat data perekamnya sehingga dapat ditemukan penyebab dari kecelakaan pesawat tersebut.
Proses ini membutuhkan waktu lama, bahkan hingga berbulan-bulan.***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah